Penderita aritmia disarankan tidak melakukan pijat di leher

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah lulusan Universitas Indonesia, Dr. Alexandra Gabriella Sp.J.P FIHA mengatakan, siapapun yang menderita gagal jantung atau aritmia disarankan untuk tidak memijat leher untuk menjaga kualitas hidupnya.

“Kalau sudah dewasa tidak disarankan ke terapis dan pijat leher, karena ada saraf vagus yang menekan detak jantung, sehingga berkurang jika ditekan pada orang tua dan risiko aritmia,” ujarnya. . dalam ceramah medis tentang gangguan irama jantung aritmia di RS Pondok Indah Group. di Jakarta, Jumat.

Dokter bernama Gabi mengatakan, pijat leher tidak dianjurkan untuk pasien gagal jantung.

Ia menjelaskan, di leher terdapat saraf besar bernama saraf vagus yang mengontrol irama jantung dan tekanan darah. Ketika otot-otot ini diremas atau dipijat, detak jantung akan menurun dan timbul efek samping seperti tekanan darah rendah, pusing, penglihatan kabur, dan pingsan.

Bagi orang yang masalah lehernya belum terkendali, teknik pijat leher dapat meningkatkan risiko pengapuran dan plak yang terbawa darah ke otak dan risiko kematian.

Untuk menjaga kualitas hidup penderita aritmia, disarankan untuk melakukan aktivitas yang dianjurkan dokter, seperti tidak menggosok leher, menekan keras dan berolahraga.

“Latihan untuk semua pasien dengan masalah jantung, tiga sampai lima kali seminggu, satu resep tes treadmill selama 30 menit,” kata Gabi.

Saat ini jenis olah raga yang dianjurkan adalah yang tidak memiliki komponen kompetitif, misalnya bersepeda, jalan kaki, hiking, dan berenang. Gejala aritmia mungkin termasuk jantung berdebar, detak jantung tidak teratur, lesu, lemas, sesak napas, dan nyeri atau kelemahan dada.

Cara termudah untuk mengetahui ritme jantung Anda adalah dengan menggunakan perangkat seperti jam tangan pintar, elektrokardiogram jantung (EKG), dan pemantauan Holter untuk tes 24 jam ketika pasien mengetahui kapan detak jantung mereka tidak normal selama beberapa hari.

“EKG portable itu alat kecil yang bisa dipegang di tangan dan hasilnya dikirim ke ponsel. Kalau tes lanjutannya adalah pemeriksaan elektrofisiologi di ruang kateterisasi,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours