Penderita Kolesterol di Indonesia Tembus 28 Persen, Mulai Menyerang Kalangan Muda

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Kolesterol merupakan lemak alami yang terdapat dalam tubuh yang dibutuhkan untuk kesehatan fungsi tubuh seperti pembentukan membran sel dan produksi hormon.

Namun bila jumlah kolesterol dalam darah terlalu tinggi maka terjadilah yang disebut dengan hiperkolesterolemia atau hiperkolesterolemia.

Ada dua bentuk kolesterol dalam darah, yaitu kolesterol baik (HDL) dan kolesterol jahat (LDL).

Kolesterol baik membantu menghilangkan kolesterol jahat dari darah, yang dapat menyumbat arteri dan menyebabkan masalah kesehatan yang serius.

Kolesterol tinggi dalam tubuh meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Kolesterol jahat yang menumpuk di arteri dapat menyebabkan pengerasan pembuluh darah sehingga meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

Menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), jumlah penderita kolesterol di Indonesia tergolong tinggi, mencapai 28%, dan 7,9% penduduk dunia meninggal karena penyakit ini.

Armand Ahmedsia, dokter di RS Abdi Valuyo, mengungkapkan kolesterol tidak hanya menyerang orang lanjut usia tetapi juga banyak menyerang kaum muda.

“Sebenarnya bukan hanya pasien lanjut usia, bahkan ada juga pasien berusia 24 tahun yang kolesterolnya tinggi,” kata dr Arman Ahmedsia.

Berdasarkan data BPJS Kesehatan, beban keuangan penyakit tidak menular mencapai 24,1 triliun pada tahun 2022, meningkat sebesar 17,9 triliun pada tahun 2021.

Untuk itu, dr Armand menyarankan perubahan gaya hidup untuk menurunkan kolesterol bagi pasien yang sudah memiliki kolesterol tinggi.

“Setelah gaya hidup dan pola makan diubah, kadar kolesterolnya masih tinggi, baru kemudian dilakukan pengobatan,” jelasnya.

Selain itu, dr Armand juga menawarkan pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui kelompok mana yang berisiko dan mana yang sehat. Langkah-langkahnya adalah dengan menunjukkan tes melalui pemeriksaan kesehatan awal, mendapatkan saran medis dari dokter, dan melakukan edukasi belajar bagaimana untuk tetap sehat.

“Pemeriksaan harus dilakukan secara rutin,” kata dr Armand.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours