Penelitian Klinis Ciptakan Banyak Inovasi Baru

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Penelitian klinis memberikan dampak yang sangat besar bagi masyarakat, mulai dari terbukanya akses terhadap pengobatan baru dan inovatif.

Baca juga – Para Ahli Transplantasi Ginjal Babi ke Pasien Mati Otak, Diklaim Berfungsi dengan Baik

Penelitian klinis memberi pasien akses terhadap pengobatan baru yang belum ada di pasaran. Banyak obat-obatan dan perawatan inovatif hanya tersedia melalui uji klinis, terutama jika obat-obatan dan perawatan tersebut belum disetujui oleh otoritas pengatur pasar.

Misalnya, dalam pengobatan kanker, imunoterapi dan pengobatan berbasis gen sering kali diuji terlebih dahulu melalui uji klinis sebelum menjadi bagian dari standar perawatan.

Pasien yang terdaftar dalam uji klinis dapat memperoleh manfaat lebih awal dari pengobatan baru ini, yang dapat memberikan solusi untuk penyakit yang sebelumnya tidak ada pengobatan yang efektif.

Penelitian klinis membantu para profesional medis memahami apa yang terbaik untuk kondisi tertentu dengan menguji efektivitas obat dan perawatan baru.

Proses ini memungkinkan pelayanan berbasis bukti yang lebih baik, meningkatkan standar keselamatan pasien, dan meminimalkan risiko pengobatan.

Penelitian klinis adalah alat penting yang mendukung pengembangan obat dan perawatan baru. Obat-obatan inovatif diuji secara ekstensif melalui uji klinis untuk menentukan efektivitas, keamanan, dan dosis yang tepat sebelum dipasarkan secara luas.

“Sampai saat ini, CRS telah melaksanakan 14 proyek aktif dan melakukan lima uji klinis yang melibatkan 69 peserta di bidang pediatri, kedokteran nuklir, dan kanker,” kata Dr. Grace Frelita, Medical Managing Director Siloam Hospital Group, menandatangani Nota Kesepahaman antara Siloam Hospital Group dan Singapore Clinical Research Institute (SCRI) melalui Siloam Clinical Research (CRS) pada Jumat (10 April 2024).

Berdasarkan Pemeringkatan Jurnal Ilmiah, selama sepuluh tahun terakhir, peringkat jurnal publikasi Indonesia meningkat signifikan menjadi peringkat 19 dunia (sebelumnya peringkat 54).

“Kami melihat ini sebagai peluang untuk meningkatkan struktur tata kelola, operasional penelitian, dan keahlian sumber daya manusia, antara lain,” tutup Grace.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours