Penelitian sebut bekerja di jam malam bisa tingkatkan kognitif

Estimated read time 2 min read

Jakarta (Antara) – Orang yang lebih aktif di malam hari melakukan tes kognitif lebih baik dibandingkan ‘orang yang bangun pagi’, demikian temuan sebuah penelitian.

Seperti dilansir laman Hindustan Times, Kamis, ditemukan bahwa orang yang suka bangun terlambat umumnya memiliki skor kognitif lebih tinggi dibandingkan mereka yang suka bangun pagi.

Studi yang berbasis di Inggris, yang diterbitkan pada 11 Juli 2024 di jurnal BMJ Public Health, mengamati data lebih dari 26.000 orang yang menyelesaikan beberapa tes kognitif. Tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana berbagai aspek tidur, termasuk durasi, pola dan kualitas, mempengaruhi ketajaman mental dan kemampuan kognitif secara keseluruhan.

Baca Juga: Studi Sebut Pekerja Shift Malam Rentan Terkena Diabetes dan Obesitas Baca Juga: 7 Cara Melawan Kanker dan Serangan Jantung Mereka menemukan bahwa tidur 7-9 jam semalam adalah waktu optimal untuk fungsi otak. Namun, mereka juga menemukan bahwa kronotipe seseorang memengaruhi nilai ujiannya.

“Orang dewasa yang secara alami lebih aktif di malam hari memiliki kinerja tes kognitif yang lebih baik dibandingkan mereka yang aktif di pagi hari,” kata penulis utama Raha West dari Imperial College London, Inggris, dalam siaran persnya.

“Kronotipe ini bukan sekedar pilihan pribadi, tapi bisa mempengaruhi fungsi kognitif kita,” imbuhnya.

Namun hal ini tidak berarti bahwa orang yang bangun tidurnya lebih baik memiliki kinerja kognitif yang lebih buruk. Temuan ini mencerminkan tren umum di mana kebanyakan orang menjadi lebih mendapat informasi ketika bangun terlambat, kata West.

Kronotipe juga bisa menyesuaikan dengan usia. Feifei Wang, pakar tidur di Universitas Eötvös Loránd di Budapest, Hongaria, mengatakan anak-anak cenderung menjadi tipe pagi hari, remaja dan dewasa muda adalah tipe malam hari, dan orang dewasa yang lebih tua sering kali menjadi tipe pagi hari.

“Kombinasi faktor genetik, hormonal, lingkungan, dan gaya hidup menentukan apakah seseorang lebih aktif di pagi atau sore hari, dan faktor-faktor ini berinteraksi membentuk kronotipe individu,” kata Wang. Namun, bagi siswa, begadang dapat menyebabkan kegagalan ujian, kata pakar tidur Ignacio Estevan. Orang yang tidur lebih banyak mendapatkan hasil ujian yang lebih baik. Estevan mengatakan hal ini dapat dijelaskan dengan pentingnya tidur untuk pembelajaran dan fungsi kognitif yang baik. Untuk kualitas tidur, Wang menyarankan untuk menjaga jadwal tidur yang konsisten, memiliki lingkungan tidur yang gelap dan tenang, berusaha istirahat, menghindari kafein atau stimulan setelah malam, dan meminimalkan paparan cahaya di malam hari, terutama sebelum tidur. Baca juga: Kerja Malam Tingkatkan Risiko Kanker Rahim: Pakai Media Sosial di Malam Hari Bisa Bikin Tidur Nyenyak: Jangan Olahraga Malam Sebelum Tidur

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours