Pengamat INDEF: Kelas Menengah Anggap Beli Mobil Bukan Prioritas

Estimated read time 2 min read

REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta – Tauhid Ahmad, Pengamat Ekonomi Institute for Economic and Financial Development (INDEF), mengatakan keluarga kelas menengah tidak lagi menganggap pembelian mobil sebagai prioritas karena merupakan barang tersier.

“Masyarakat menengah kini lebih mengutamakan konsumsi kebutuhan pokok dibandingkan pembelian mobil yang masih dianggap sebagai barang tersier,” kata Tauhid dalam keterangannya yang dikutip di Jakarta, Rabu (12/6/2023).

Menurut Tauhid, konsumsi dalam negeri pada kuartal I 2024 hanya sebesar 4,91 persen, padahal pertumbuhan ekonomi Indonesia pada periode yang sama mencapai 5,11 persen. Hal ini menunjukkan bahwa dalam melakukan konsumsi, rumah tangga menerapkan skala preferensi.

Mengingat pada triwulan lalu, banyak harga mobil di Indonesia yang meningkat sementara suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) masih tinggi (6,25 persen). Faktanya, sebagian besar konsumen otomotif membeli mobil menggunakan rencana pembiayaan kredit.

Konsumen dihadapkan pada pilihan yang sulit karena laju kenaikan harga mobil tidak diimbangi dengan peningkatan daya beli masyarakat, kata Tauhid.

Ia memperkirakan para produsen mobil akan lebih berhati-hati dalam mengelola kebijakan harga penjualan produknya pada kuartal mendatang. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) menunjukkan penjualan mobil di Indonesia berada dalam tren negatif sejak awal tahun 2024 dan berlanjut hingga saat ini.

Pada Mei 2024, penjualan pabrik (total penjualan) ke diler mobil dalam negeri turun 21 persen menjadi 334.969 unit dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year). Pada saat yang sama, penjualan diler ke konsumen otomotif dalam negeri (retailer) juga mengalami penurunan sebesar 14,4% (year-on-year) menjadi 361.698 unit.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours