Pengamat Minta Usulan Nasi Jagung Jadi Opsi Menu Makan Gratis Dikaji Dulu

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Manco PMK) Mohdjir Effendi menyarankan nasi jagung bisa menjadi pilihan menu dalam program makan gratis. Komentator kebijakan publik Bambang Haryo Sukartuno menilai usulan tersebut tidak tepat.

Bambang mengatakan, produksi jagung di Indonesia masih belum mencukupi kebutuhan nasional, baik untuk konsumsi manusia maupun untuk peternak ayam. Kebutuhan jagung nasional Indonesia sebesar 15,7 juta ton per tahun, sedangkan produksi pertanian jagung sebesar 13,79 juta ton per tahun. Artinya, Indonesia harus mengimpor 1,2 juta ton jagung setiap tahunnya.

Selain itu, kata Bambang, harga jagung di Indonesia merupakan yang termahal di dunia, yakni Rp 5.000 hingga 8.000 kg. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan harga jagung di Ukraina yang sebesar USD 270 per ton atau Rp 4.372 per kg.

“Inilah yang harus coba dilakukan oleh Menteri PMK, yaitu harga sembako seperti jagung harus terjangkau. Selain itu, Kementan sering melakukan studi banding dan tentunya juga harus dipahami. bahwa harga internasional saat ini menurut situs Business Insider, harga jagung tidak lebih dari Rp 2.000 atau tepatnya Rp 1.760 per liter atau “per kilogram”, namun harga jual di Indonesia sangat mahal, sekitar Rp 8.000 / kg , “katanya.

Anggota DPR terpilih periode 2024-2029 ini mengatakan, jika harga gabah turun maka harga pangan seperti ayam dan telur akan menjadi lebih murah.

“Menko PMK hendaknya turun ke masyarakat dan melakukan kajian, menanyakan kepada anak-anak apakah mereka sadar dan suka makan nasi sereal. Jangan sampai program pangan gratis mendikte kita menginginkan gizi yang baik dan benar. nutrisi D’Anak-anak menjadi malas karena tidak “populer” di kalangan anak sekolah. Sekarang yang banyak makan nasi putih, bukan nasi jagung,” kata Bambang.

Anggota Dewan Pakar DPP Partai Garindra ini menilai, penting juga mengkaji permasalahan produksinya dan juga memasak nasi mentega. Menurut informasi, memasak nasi jagung memerlukan kesabaran dan waktu yang lama untuk mendapatkan hasil masakan yang tepat. Proses ini memakan waktu lebih lama dibandingkan memasak nasi putih. Nasi jagung diketahui juga tidak tahan lama, lebih mudah busuk dibandingkan nasi putih biasa.

“Jika pemerintah memang ingin melakukan diversifikasi pangan dari beras ke biji-bijian, dan hasil penelitian menunjukkan anak-anak mau makan nasi jagung, maka tugas pemerintah adalah menciptakan tambahan lahan pertanian jagung di Indonesia agar kita bisa mengimpor lebah sebanyak-banyaknya. Pemerintah juga harus mendorong agar harga pangan khususnya barang-barang yang dikonsumsi di Indonesia bisa lebih murah, terutama dengan adanya program makan gratis untuk mencapai harga internasional yang saat ini lebih rendah dibandingkan harga gabah. Kilogram di Indonesia sangat sedikit,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours