Pengamat Nilai Edukasi Bahaya Judi Online Lebih Penting daripada Wacana Bansos

Estimated read time 2 min read

dlbrw.com, Jakarta – Devi Rahmawati Nur Aulia, dosen pembimbing dan peneliti sosial Institut Indonesia (TII), mengatakan lebih penting meningkatkan kesadaran tentang bahaya perjudian online daripada memperkuat pemerintah. Pernyataannya menanggapi rencana pemerintah memasukkan korban kegiatan non-komersial ke dalam daftar penerima Dana Bantuan Sosial (Banso).

Dewey berkata, “Saya pikir kita perlu mengatasi akar masalah kita, yaitu kita perlu meningkatkan kesadaran akan bahaya perjudian baik secara finansial dan hukum, termasuk tentunya di kalangan penegak hukum, termasuk para pemimpin agama.” Di Jakarta, Sabtu (15/6/2024).

Menurutnya, lebih dari separuh orang yang kecanduan judi internet berasal dari kelompok yang berpenghasilan besar, dan sebagian korbannya juga adalah orang-orang yang berpenghasilan di atas upah minimum. Lebih lanjut, mereka juga menilai keadaan korban yang menjadi miskin akibat terjebak perjudian internet disebabkan oleh keputusan individu yang disengaja sejak awal, dan bukan karena kemiskinan struktural. 

Oleh karena itu, Davy menilai tidak tepat jika membahas masuknya korban perjudian online sebagai penerima manfaat Dana Bantuan Sosial (Banso) yang dikelola Kementerian Sosial. Ia juga mencatat, pemberian dana bansos kepada penerimanya, yaitu masyarakat miskin, mulai dari masyarakat yang kondisi hidupnya tidak memadai hingga masyarakat yang berpenghasilan di bawah upah minimum, diatur dengan undang-undang. Sementara itu, para korban perjudian internet rela terlibat dalam aktivitas sia-sia ini dan kemudian kehilangan aset dan terlilit hutang.

Sebelumnya, pada Kamis (13/6/2024) di Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendi menegaskan, pengalaman berjudi baik secara langsung maupun online dapat memiskinkan masyarakat, sehingga dapat berdampak pada kelompok tersebut. dipengaruhi. Dia sekarang berada di bawah tanggung jawab kementerian yang dia pimpin. Muhajir mengaku banyak upaya yang telah dilakukannya untuk membantu para korban perjudian online, bahkan mendaftarkannya di Data Konsolidasi Jaminan Sosial (DTKS) sebagai penerima bantuan sosial.

“Jadi bagi penderita gangguan jiwa, kami mohon Kementerian Sosial (Kemnesos) mengambil langkah-langkah bimbingan dan arahan,” kata Muhajir.

Presiden Joko Widodo juga membentuk Satgas Penghapusan Perjudian Online melalui Keputusan Presiden (Kpres) Nomor 21 Tahun 2024 tentang Satgas Penghapusan Perjudian Online yang diterbitkan di Jakarta pada 14 Juni 2024. Gugus tugas ini diketuai oleh Menteri Koordinator Kebijakan. , Koordinator Bidang Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) bersama Hadi Tjahjanto, Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Efendi sebagai Wakil Ketua Satgas, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arieh sebagai Ketua Harian Pencegahan dan Dirjen Informasi dan Masyarakat. Usman Kansong dari Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagai Wakil Presiden Hari Pencegahan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours