Pengamat: Pemerintahan Prabowo harus ciptakan pertanian yang terarah

Estimated read time 2 min read

JAKARTA dlbrw.com – Pengamat pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori mengatakan pemerintah mendatang harus menetapkan pertanian bersasaran sebagai upaya mencapai tujuan swasembada pangan.

Menurut Khudori, saat ditemui di Jakarta, Selasa (15/10), pertanian saat ini sudah tidak diharapkan karena banyak petani yang bercocok tanam dengan cara yang tidak mempertimbangkan kebutuhan pasar. Akibatnya, begitu musim panen tiba, harga produk-produk tersebut anjlok karena kelebihan pasokan.

“Tampaknya para petani menuju ke arah yang berbeda. Semua petani segera menanam jika mendapat informasi barangnya bagus. “Setelah panen yang sama, harga anjlok,” kata Khudori.

Khudori mengatakan, perlu adanya perencanaan kegiatan pertanian yang solid oleh pemerintah untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Khudori mengatakan pemerintah harus membuat kebijakan yang mengontrol praktik pertanian dan mengetahui produk apa yang harus ditingkatkan.

Selain itu, petani perlu menentukan permintaan pasar untuk memutuskan produk apa yang akan ditanam dan berapa banyak yang akan ditanam.

“Sebenarnya cara tanamnya sesuai dengan kebutuhan pasar, berapa kebutuhan sehari-hari, berapa minggu, berapa bulan, baru kemudian diterjemahkan ke dalam tanah,” ujarnya.

Tak hanya itu, ia juga mengatakan pemerintah perlu memperkuat organisasi petani di tingkat desa. Salah satunya dengan meningkatkan perluasan pertanian di pedesaan.

Katanya, penyuluh pertanian mempunyai peran besar dalam membantu petani mulai dari pemilihan benih hingga pemasaran.

“Penyuluhan ini akan terus menjadi sahabat petani, mitra petani. “Jadi ketika ada masalah, mereka punya tempat bertanya dan berdiskusi, mencari solusinya,” kata Khudori.

Ketahanan pangan merupakan salah satu tujuan program Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Hal ini mencakup pelaksanaan program pembangunan pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan petani dengan mendukung peningkatan produksi di sektor pertanian, ladang, kehutanan, peternakan, perikanan, dan kelautan.

Kemudian, memulihkan dan mengembangkan hutan terdegradasi dan tidak terpakai untuk tanaman tebu, singkong, kentang, sagu, sorgum, kelapa dan bahan bioetanol lainnya dengan menggunakan metode tumpang sari untuk mencapai energi nasional dan menciptakan jutaan energi baru. kegiatan

Selain itu, peningkatan produktivitas pertanian melalui perbaikan infrastruktur yang mendukung pertanian rakyat, teknologi pangan terintegrasi, mekanisasi pertanian, inovasi digital (digital farming) dan manajemen rantai nilai produksi pertanian.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours