Pengamat Politik Nilai PDIP Mustahil Koalisi dengan PKS di Pilkada Jakarta

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Sejumlah pengamat politik menyoroti isu aliansi PDIP dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada Pilkada Jakarta 2024. Sebagian besar menilai penggabungan kedua partai tidak mungkin dilakukan.

Diketahui, Ketua DPP PDIP Puan Maharani pun menjawab pertanyaan peluang mendukung Anies Baswedan dengan PKS bisa tercapai dengan peluang 50%.

“Kalau AKP dan DPP tidak berkoalisi, faktor terpentingnya adalah penolakan Megawati Soekarnoputri oleh Kitum (HDP),” kata pengamat politik dari Sitra Institute di Ifreza, Jumat (8/9/2024). .

Menurut Efriza, Megawati merupakan penghambat terwujudnya koalisi PDIP-PKS. Sebab, ia menganalisis Megawati lebih condong ke partai Islam yang berbasis Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.

Ia menjelaskan: “Megawati lebih memilih bersekutu dengan Islam berdasarkan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, dan bukan dengan Islam sayap kanan, karena pemikiran Megawati berkisar pada kecintaan terhadap kebangsaan dan tanah air, dan bukan sekedar politik praktis.”

Sementara itu, Peneliti Charta Politika Indonesia Arda Ranadiriksa juga menilai AKP akan kesulitan berkoalisi dengan HDP di Pilgub Jakarta. Lebih lanjut, mantan Sekjen PDIP Hasto Cristianto sudah menyatakan tak ingin berkoalisi dengan PKK.

“Mengapa isu PDIP-PKS menarik dan apakah akan ada koalisi di antara keduanya, karena ini juga tergantung pernyataan PDIP-PKS, kalau tidak salah Mas Hasto yang bilang tidak akan pernah. berkoalisi dengan PKS,” kata Arda.

Sekadar informasi, PDIP kerap mengaku terbuka berkoalisi dengan AKP pada Pilkada Serentak 2024, namun kenyataannya berbeda.

Contohnya adalah pemilihan Gubernur Sumatera Utara: PDIP membuat AKP menunggu dengan ketidakpastian atas pencalonan Idi Rahmayadi. Bukan tidak mungkin pidato koalisi di Jakarta akan berakhir dengan hal yang sama.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours