Penjelasan Stafsus Erick soal Kondisi Kinerja Wijaya Karya

Estimated read time 2 min read

dlbrw.com, Jakarta – Infrastruktur merupakan proyek yang membutuhkan waktu untuk memulihkan investasi atau menghasilkan keuntungan, kata Arya Mahendra Sinulingga, staf khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Hal ini biasa terjadi pada banyak proyek BUMN yang melaksanakan proyek infrastruktur pemerintah, termasuk PT Wijaya Karya (Wika) yang membangun kereta cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh.​

Jangan sampai rugi, investasi ada di mana-mana, kata Arya usai pembukaan vending machine di sudut Perum Perhutani UMKM di Graha Perhutani, Jakarta, Senin (15 Juli 2024).

Arya mengatakan, Whoosh saat ini beroperasi dalam kondisi baik dan tingkat okupansinya terus meningkat. Arya menilai hal ini merupakan indikator prospek bisnis kereta kecepatan tinggi yang menjanjikan.​

“Misalnya kereta ekspres perusahaan tidak jalan, rugi kalau tetap sampai tujuan,” kata Arya.​

Arya mengatakan, frekuensi perjalanan “Xiao Xiu” akhir-akhir ini terus meningkat, dari 30 perjalanan pulang pergi menjadi 40 perjalanan pulang pergi. Arya mengatakan target frekuensi perjalanan Whoosh mencapai 60 perjalanan PP.

“(Jumlah penumpang) sekarang 21.000 sehari. Jadi tidak mungkin tiba-tiba (untung), bisa saja langsung dijual orang, bertahap, tapi sekarang sudah bagus,” lanjut Arya.​

Arya mengatakan Wika punya banyak strategi untuk memperbaiki kondisi keuangannya. Salah satunya dengan melepas pemegang saham atau membongkar tiga ruas tol yakni Manado-Bitung, Balikpapan-Samarinda, dan Soreang-Pasir Koja.

“Yang pasti kami sedang merencanakan dan mudah-mudahan semuanya berjalan baik. Membantu arus kas,” lanjut Arya.​

Arya mengatakan, proyek pemerintah seperti Wika adalah kontraktor, bukan pengelola jalan tol. Arya mengatakan, divestasi tersebut merupakan langkah perseroan untuk meningkatkan pendapatan dari hasil investasi pengembangan tahap awal.​

“Kalau dijual, tidak ada ruginya. Rata-rata, tidak ada kerugian investasi pada jalan tol yang kita jual selama lima tahun terakhir. Artinya, kita berinvestasi lalu mendapat hasil penjualannya, sahamnya, semuanya untung.” , tidak ada yang merugikan,” lanjut Aryan.​

Arya mengatakan, pengerjaan di BUMN terbuka bagi semua pihak yang ingin mengambil alih kepemilikan jalan tol tersebut. Arya mengatakan, peluang tersebut tidak hanya diperuntukkan bagi BUMN lain, namun juga swasta.​

“Kita belum tahu (untuk INA), kita lihat kemarin bagaimana tol di Jasa Marga itu milik kelompok Salim kan. Kalau swasta masuk, bagus sekali, kita berharap investasi masuk seperti ini, Kalau mereka mulai masuk, berarti mereka melihatnya mulai menghasilkan uang,” kata Arya.​

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours