Pentingnya Kemampuan Berbicara di Depan Kelas, Esa Unggul Asah Skill Para Pengajar

Estimated read time 2 min read

dlbrw.com, JAKARTA – Seminar FILBA berakhir di Stadion Kemala Universitas Essa Unggul. Bekerja sama dengan FILBA (Forum Lembaga Layanan Bahasa) dan Mangrove Education USA, Pusat Bahasa dan Kebudayaan (LBK) Universitas Essa Unggul menjadi salah satu penyelenggara acara ini.

Mengangkat tema “Pemberdayaan Guru Melalui Bercerita: Setiap Guru adalah Pahlawan, Setiap Pahlawan Punya Cerita”, acara ini bertujuan untuk memberdayakan guru dalam bercerita untuk digunakan di kelas. Selain itu, acara ini akan diisi dengan kegiatan-kegiatan yang akan meningkatkan keterampilan para guru sehingga dapat lebih baik dalam menyajikan sesuatu di kelas.

Seminar dimulai pada pukul 08.00 WIB dengan mengundang pembicara kunci dari Amerika Serikat yaitu Yuta Otake dan Manabu Nagaoka. Total peserta mencapai 250 orang yang terdiri dari guru, dosen dan mahasiswa dari berbagai universitas di Jakarta yang mengikuti acara ini.

Rektor Universitas Essa Unggul Dr. Ir. Arief Kusuma A.P., ST. MBA.

“Seminar ini merupakan kesempatan besar bagi kita semua untuk mendalami bahasa dan budaya, sekaligus meningkatkan keterampilan yang sangat penting di era globalisasi ini. “Saya berharap proyek ini dapat memberikan wawasan baru, keterampilan yang berguna, dan inspirasi bagi semua orang yang terlibat,” kata Presiden Uni Eropa seperti dikutip, Sabtu (29/6/2024).

Dasar dari pertemuan ini adalah melihat pesatnya perkembangan teknologi modern dan kecerdasan buatan (AI), menjadi tantangan bagi guru untuk beradaptasi di era tersebut. Karena tantangan ini, Yuta Otake, pelatih guru dan pendiri Mangrove Education Center, mengatakan bahwa melalui bercerita, guru harus bisa memasukkan pengalaman dan cerita mereka ke dalam pembelajaran.

Selain itu, melalui workshop ini, para guru juga dilatih untuk meningkatkan rasa percaya diri, keterampilan berbicara di depan umum dan keterampilan yang dibutuhkan di dalam kelas.

“Konferensi kami berupaya untuk menantang dominasi teknologi dan kecerdasan buatan dengan membina komunitas pendongeng di mana guru dan siswa dapat terhubung dengan beragam perspektif, budaya, dan pengalaman. “Komunitas ini mewakili pemanfaatan kekuatan berita yang sebenarnya untuk menginspirasi, menyatukan, dan berkontribusi dalam membangun dunia yang lebih baik,” kata Yuta.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours