Penurunan Tertinggi Nasional, Jatim Cetak Sejarah Pertama Kali Angka Kemiskinan Tembus Satu Digit

Estimated read time 3 min read

SURABAYA – Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) hingga Maret 2024, Jawa Timur mampu mencatatkan sejarah dengan angka kemiskinan berada di angka satu digit yakni sebesar 9,79 persen.

Atas capaian tersebut, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhya Karyono mengaku bersyukur dan bersyukur atas kerja keras dan koordinasi pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, desa/kelurahan dan seluruh pemangku kepentingan.

Alhamdulillah angka kemiskinan di Jatim akhirnya mencapai satu digit. Angka tersebut resmi kita peroleh setelah BPS memperkirakan angka kemiskinan Jatim akan mencapai 9,79 persen pada Maret 2024. Berkat kerja keras semua pihak, ujarnya. dikatakan. Selasa (2/7/2024) di Gedung Negara Grahadi Surabaya.

Adhya menambahkan, angka kemiskinan selama Maret 2024 mengalami penurunan sebesar 0,56 persen menjadi 10,35 persen dibandingkan periode sebelumnya yaitu Maret 2023. Ia mengatakan, penurunan kemiskinan ini merupakan penurunan kemiskinan tertinggi secara nasional.

Selain itu, penurunan angka kemiskinan di Jatim pada periode tersebut setara dengan penurunan sebanyak 206.120 jiwa. Dan 30,34 persen kontribusi Jatim terhadap pengentasan kemiskinan nasional.

“Ini merupakan penurunan nasional tertinggi dan berkontribusi 30,34 persen terhadap penurunan kemiskinan nasional,” kata Adhya.

Dijelaskan lebih lanjut, pada tahun 2020 persentase kemiskinan di Jatim sebesar 11,09 persen, kemudian pada tahun 2021 meningkat menjadi 11,4 persen. Kemudian turun menjadi 10,38 persen pada tahun 2022, kembali menjadi 10,35 persen pada tahun 2023. dan turun signifikan menjadi 9,7 persen pada Maret 2024.

Adhya mengatakan, Jawa Timur merupakan provinsi dengan penurunan angka kemiskinan tertinggi di Pulau Jawa. Diketahui, Jawa Tengah berhasil menurunkan angka kemiskinan sebesar 0,30 persen dari 10,77 persen pada Maret 2023 menjadi 10,47 persen pada tahun ini.

Sementara itu, angka kemiskinan di Jawa Barat mengalami penurunan sebesar 0,16 persen menjadi 7,46 pada Maret 2024 dari 7,62 persen pada Maret 2023. Hal ini patut diapresiasi karena banyak program yang dilaksanakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur sangat berhasil dalam pengentasan kemiskinan.

“Angka kemiskinan mengalami penurunan signifikan yang menunjukkan pengentasan kemiskinan di Jatim dilakukan secara komprehensif dan terintegrasi melalui kebijakan makroekonomi dan intervensi program,” ujarnya.

Ke depan, kata Adhya, pihaknya berharap angka kemiskinan di Jatim tidak hanya bisa ditekan hingga satu digit saja, namun mampu mengentaskan kemiskinan ekstrem di Jatim.

Gubernur Adhe mengungkapkan keberhasilan penurunan angka kemiskinan di Abhinaya Jatim dicapai melalui Program Satya Pengentasan Kemiskinan Jatim yaitu Jatim Sejahtera dan Mulia. Ini memiliki tiga strategi.

Pertama, pemenuhan kebutuhan pokok dan pengurangan pengeluaran berupa PKH Plus, Bantuan Sosial (ASDP), Pembiayaan Kesehatan Masyarakat Miskin (Bykesmaskin), Pendidikan Gratis Berkualitas (KANTISTAS) melalui Biaya Penunjang Operasional Pendidikan (BPOPP). .

Realisasi pemanfaatan PKH oleh Rumah Tangga Penerima Manfaat (KPM) Jatim mencapai 98,51 persen untuk periode Maret-April 2024, ujarnya.

Kedua, peningkatan pendapatan dalam bentuk Program Pemberdayaan Usaha Perempuan (Jatim Puspa), Program Pemberdayaan Ekonomi Kolaboratif, Inklusif, Berkelanjutan, Mandiri dan Sejahtera (Peti Koin Barmantra).

Lalu ada Program Kredit Sejahtera (Prokesara), Bantuan Permodalan untuk Bumdesa, Bantuan Usaha Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dan Bantuan Usaha Perempuan Rentan Sosial Ekonomi (WRSE).

Penyaluran kredit UMKM mencapai Rp217,79 triliun pada triwulan I 2024 atau meningkat sebesar 7,39 persen secara tahunan. Kinerja penyaluran kredit UMKM skala mikro dilaporkan meningkat sebesar 10,82 persen dan kinerja kredit UMKM skala kecil dilaporkan meningkat sebesar 10,82 persen. pencairan meningkat sebesar 4,90 persen tahun-ke-tahun,” katanya.

Ketiga, pengurangan kemiskinan kawasan berupa pemukiman kembali kawasan kumuh (Rutilahu) yang bekerjasama dengan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga, Kodam V/Brawijaya dan Lantamal V yang dilanjutkan dengan program toilet dan elektrifikasi.

“Penurunan angka kemiskinan ini menunjukkan bahwa upaya pengentasan kemiskinan di Jatim dilakukan secara komprehensif dan terintegrasi.

Adhya menambahkan, target penurunan angka kemiskinan berdasarkan patokan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), angka kemiskinan di Jatim pada tahun 2025 sebesar 9,4 – 8,9 persen. Menurut dia, hal itu bisa terlaksana karena program tersebut belum berakhir pada Desember 2024.

“Tahun 25 akan memulai program baru namun sudah terlihat desainnya. Kami optimistis target kemiskinan RPJPD akan tercapai pada kisaran 9,4% – 8,9% pada tahun 2025, karena gerakan kita semakin baik,” tutupnya. pernyataannya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours