Penyebab Muhammadiyah Tarik Dana Rp13 T dari BSI, Dikeker sejak 2020

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Industri perbankan syariah baru saja dihebohkan dengan transfer dana Mohammadi Santral Leadership (PP) senilai Rp13 triliun dari PT Bank Syria Indonesia (BSI). Hal ini sudah ramai diperbincangkan di kalangan masyarakat ibarat kilat di siang hari bolong. Dana milik Muhammadiyah disalurkan ke beberapa bank syariah antara lain Bank Suriah Bukopin, Bank Mega Suriah, Bank Mumalat dan bank syariah lain yang bekerjasama.

Transfer dana tersebut tertuang dalam Memo PP Muhammadiyah Nomor 320/1.0/A/2024 tentang Penggabungan Dana yang diterbitkan pada tanggal 30 Mei 2024 sebagai lanjutan rapat gabungan pimpinan PP Muhammadiyah dan Badan Amal Muhammadiyah mengenai konsolidasi keuangan. dari AUM. 26 Mei lalu di Yogyakarta

Memo tersebut merujuk pada beberapa pihak;

1. Dewan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Tinggi PP Muhammadiyah

2. Majelis Pembinaan Kesehatan Umum PP Muhammadiyah

3. Pimpinan Universitas Muhammadiyah dan Asia

4. Pimpinan RS Muhammadiyah dan Isia

5. Pimpinan Badan Usaha Milik Muhammadiyah

Rencana Muhammadiyah menarik uang dari BSI pada dasarnya mulai tahun 2020 dan seterusnya. Sebelum menarik uang tersebut, Muhammadiyah memberikan petunjuk teknis (juknis) mengenai uang organisasi usaha dan relawan yang disimpan di tiga bank syariah pemerintah dan penempatan dananya setelah BSI beroperasi.

PP Muhammadiyah dalam keterangan resminya menyebutkan tujuan penarikan uang adalah pemerataan keuangan dan mengurangi risiko sakit akibat penarikan uang, sehingga tidak hanya fokus pada BSI. Anwar Abbas, Ketua PP Muhammadiyah Bidang Keuangan, Bisnis, dan Industri Halal, mengatakan transfer uang tersebut dilakukan untuk mengurangi persaingan antar bank syariah lainnya.

Pasalnya, selama ini tempat penyimpanan uang ormas sangat terkonsentrasi di BSI, sedangkan bank lain sangat sedikit. Hal ini menimbulkan risiko konsentrasi bagi dunia usaha karena mereka menyimpan investasi dalam satu keranjang saja.

“Jika ini terus berlanjut maka persaingan antar bank syariah yang ada menjadi tidak sehat dan kita tidak menginginkan hal itu,” kata Anwar beberapa waktu lalu.

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan BSI Vishnu Sunandar mengatakan BSI berkomitmen untuk tetap menjadi mitra strategis dan siap berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan dalam upaya mengembangkan berbagai sektor perekonomian masyarakat.

Baca Juga: Alasan Muhammadiyah memindahkan dana dari BSI ke bank lain terungkap

Perseroan berkomitmen untuk menjadi lembaga perbankan yang melayani seluruh lapisan masyarakat, baik institusi maupun individu, serta memberikan pelayanan prima yang berkontribusi terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.

BSI juga berupaya menjadi bank yang modern dan inklusif dengan memberikan pelayanan kepada seluruh masyarakat sesuai dengan prinsip syariah.

Konsentrasi risiko

Risiko konsentrasi adalah risiko keuangan yang terjadi ketika suatu organisasi seperti bank mempunyai eksposur yang besar pada satu pihak. Bank yang mempunyai banyak pinjaman kepada perusahaannya, jika perusahaannya bangkrut maka bank tersebut akan mengalami kerugian yang sangat besar.

Mengutip Investopedia, risiko konsentrasi merupakan risiko lain yang dihadapi pemberi pinjaman. Risiko ini mengkaji seberapa terkonsentrasi portofolio pinjaman mereka pada peminjam tertentu atau pada sektor ekonomi tertentu.

Seperti kegagalan Silicon Valley Bank yang dipublikasikan pada Maret 2023, hal ini sebagian besar disebabkan oleh risiko konsentrasi karena bank tersebut berinvestasi besar-besaran pada satu jenis utang, yaitu obligasi pemerintah jangka panjang.

Jika suatu entitas dianggap memiliki konsentrasi risiko yang tinggi, reputasinya mungkin ternoda dan investor mungkin kehilangan kepercayaan. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan faktor ini.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours