Penyebab perempuan lebih berisiko terserang migrain

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Dokter Spesialis Saraf Dr. Restu Susanti, Sp.N(K). Seperti yang dijelaskan M.Biomed, wanita memiliki risiko lebih besar terkena migrain dibandingkan pria.

“Wanita tiga hingga empat kali lebih mungkin menderita sakit kepala migrain dibandingkan pria,” kata Restu di forum kesehatan online, Kamis.

Ia menjelaskan, migrain merupakan sakit kepala berulang yang terjadi pada satu sisi. Gejala migrain dapat memburuk jika pasien melakukan aktivitas fisik yang berat.

Biasanya gejalanya berupa mual, muntah, atau pasien merasakan adanya suara atau cahaya terang, kata Restu Universitas Andlas, dokter dan guru besar Fakultas Kedokteran.

Menurutnya, gejala migrain pada wanita biasanya berlangsung lebih lama dan memiliki risiko kambuh lebih tinggi serta waktu pemulihan lebih lama dibandingkan pria.

Dijelaskan Restu, migrain pada wanita berkaitan dengan hormon.

Peningkatan kadar estrogen pada wanita, terutama saat menopause atau kehamilan, meningkatkan kadar peptida terkait gen kalsitonin (CGRP) yang dapat menyebabkan migrain.

“Akan terjadi perubahan hormonal pada wanita mulai dari masa pubertas, menopause, kehamilan dan menopause. Estrogen pada wanita dikatakan penting dalam CGRP sebagai pemicu migrain,” jelas Restu.

Menurutnya, intensitas migrain pada wanita cenderung meningkat pada masa pubertas dan mencapai puncaknya saat melahirkan serta menurun saat wanita memasuki masa menopause.

Migrain yang berkepanjangan, menurut Restu, dapat menyebabkan penurunan produktivitas dan kebingungan mental, menyebabkan masalah dalam hubungan, dan mempengaruhi pola asuh pada pasangan yang sudah menikah.

“Jika (migrain) ini terus berlanjut, tentu akan berdampak pada pola asuh dan prestasi pendidikan anak-anak mereka yang mengidapnya,” ujarnya.

Ia menambahkan, gejala migrain dapat dicegah dengan menjalani pola hidup sehat yang meliputi olahraga teratur, pola makan sehat, serta tidur yang cukup dan teratur.

Selain itu, beliau menjelaskan pentingnya menggunakan teknik pengurangan stres, mengurangi konsumsi alkohol, menghindari minuman beralkohol, berhenti merokok, dan rutin mengonsumsi obat yang diresepkan oleh dokter untuk mengatasi sakit kepala migrain.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours