Penyelidikan diminta atas peran Selandia Baru dalam perang di Gaza

Estimated read time 2 min read

ISTANBUL (Reuters) – Kepala mata-mata Selandia Baru pada Kamis mengonfirmasi bahwa ia sedang mempertimbangkan permintaan untuk menyelidiki peran negara itu dalam perang Israel, lapor Radio Selandia Baru.

Konfirmasi dari Inspektur Jenderal Intelijen dan Keamanan (IGIS) Selandia Baru, Brendan Horsley, muncul setelah sekelompok mahasiswa dan pengacara menulis dokumen setebal 38 halaman, serta surat peringatan bahwa negara tersebut dapat mendukung kejahatan internasional.

Ini akan menjadi penyelidikan pertama jika Horsley memutuskan untuk melanjutkan klaim tersebut.

“Kami percaya ada kemungkinan yang masuk akal bahwa pembagian informasi intelijen oleh Biro Keamanan Komunikasi Pemerintah (GCSB) dan Badan Intelijen Keamanan (NZSIS) sehubungan dengan apa yang terjadi di Gaza, melanggar hukum dan standar Selandia Baru,” kata surat itu. ujar pengacara yang juga profesor di University of Auckland, Treasa Dunworth.

Surat tersebut menekankan bahwa penelitian tidak hanya diperlukan, tetapi perlu. Seruan untuk melakukan penyelidikan terhadap potensi peran Selandia Baru dalam kehadiran militer Israel di wilayah kantong Palestina muncul di tengah kecaman internasional atas pengiriman senjata dan intelijen, khususnya dari Amerika Serikat, ke Israel.

Selandia Baru adalah bagian dari kelompok intelijen Five Eyes yang menjalin kerja sama dengan Amerika Serikat. Australia, Kanada, dan Inggris adalah tiga anggota lainnya.

“Jika badan intelijen Selandia Baru dan badan keamanan mengeluarkan informasi terkait konflik ini, masuk akal untuk berasumsi bahwa intelijen tersebut telah sampai ke badan Israel melalui Amerika Serikat,” kata pengacara dalam surat tersebut.

Selandia Baru juga dilanda protes pro-Palestina yang menyerukan gencatan senjata, seiring perang Israel di Gaza yang menandai satu tahun pada bulan depan.

“Bahkan jika intelijen tidak dikumpulkan dan dibagikan oleh Israel, penyelidikan tersebut membangun kepercayaan publik terhadap GCSB dan NZSIS,” tambahnya.

Sumber: Anadolu

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours