Percepatan Digitalisasi Sektor ESDM Semakin Dibutuhkan

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Digitalisasi penting dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat, termasuk sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM). Bahkan di sektor ESDM Indonesia, digitalisasi penting dilakukan dengan cepat untuk menjawab tantangan memaksimalkan produksi, namun tetap efisien. Dengan demikian, sektor ESDM dapat berkontribusi lebih besar terhadap pembangunan perekonomian nasional.

Hal ini menjadi sorotan dalam Diskusi IT Seri II: Jakarta, “Urgensi Digitalisasi Sektor ESDM”. Pembicaranya adalah Vice President (VP) KSK Megas, Rendra Utama K Digitalisasi. dan Direktur Sumber Daya Manusia dan Penunjang Bisnis Pertamina Hollow Energy, Wisnu Bahirianisa.

Setelah itu, Vice President (VP) Digital Growth and Technology Pertamina Putra Nyaga, Sylvia Grace Yuna; Hubungan Investor PT Bukit Asam TBK, Pratama Aradi; Kepala Divisi Strategi dan Riset Perusahaan, PT Intum TBK, Elil Amri Nazhamul; Agus Trisanto, Wakil Presiden Digitalisasi Ketenagalistrikan PT PLN (Presso); Presentasi konten oleh pakar pemasaran digital, Andreas Agong.

Direktur Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Hendra Esohedi menyatakan pemerintah siap menghadapi pesatnya perkembangan teknologi digital dan urgensi digitalisasi di sektor ESDM.

“Kementerian ESDM telah mengembangkan arsitektur aplikasi, infrastruktur, dan keamanan digital dengan menerapkan big data analitik dan kecerdasan buatan (AI),” kata Hendra dalam keynote key-nya.

Arsitektur aplikasi unik ini berpotensi mendukung operasional dan layanan publik di sektor minyak dan gas, mineral, batubara, energi baru terbarukan, dan ketenagalistrikan. Selain itu, Kementerian ESDM juga menyiapkan infrastruktur dan dukungan keamanan yang memadai.

“Semua itu digunakan untuk menjamin saluran akses dan aplikasi penyelenggaraan layanan administrasi publik dapat digunakan oleh masyarakat,” imbuhnya.

S.K. Wakil Presiden Mega Menurut Digitalisasi, digitalisasi di sektor ESDM khususnya migas (migas) Rendra Utama merupakan hal nyata di depan mata kita yang harus segera terjadi karena tidak bisa dihindari.

Rendra menyoroti tantangan dan peluang penerapan digitalisasi sektor ESDM. Tantangan dalam industri minyak dan gas antara lain fluktuasi harga minyak, gas, dan batu bara, menipisnya cadangan energi, dan penuaan infrastruktur.

“Tantangan di industri migas adalah mempertahankan dan meningkatkan industri dengan tetap menjaga efisiensi biaya secara maksimal. Untuk itu, AI bisa menjadi solusinya,” jelasnya.

Munculnya teknologi digital dan AI akan membantu industri mengurangi biaya selama produksi. Pertanyaannya, bagaimana industri ESDM bisa memaksimalkan manfaat digitalisasi ini?

Dikatakannya, “Digitalisasi itu tergolong baru, kita sambut baik, jangan antipati, digitalisasi ada positif dan negatifnya, pro dan kontra, tetap cari aspek negatifnya agar terhindar dari dampak negatifnya. Hemat.”

Vishnu Bahirianisa, Direktur SDM dan Dukungan Bisnis PT Pertamina Holo Energy (PHE), mengatakan fokus digitalisasi Pay ada empat poin. Pertama, proses dan sumber daya manusia harus didigitalkan.

Katanya, “Bagaimana masyarakat bisa memahami teknik, manufaktur, dan operasi, serta orang-orang yang memahami proses manufaktur. Kalau tidak diterapkan, digitalisasi tidak akan berhasil.”

Kedua, sistem yang aman dan berkelanjutan dimana pihak ingin menjaga keamanan infrastruktur migas yang ada. Ketiga, pengumpulan dan analisis data.

Fay mencoba membakukan dan mengkonsolidasikan data di satu tempat agar analisis dapat dilakukan dengan mudah. Kelima, pembaruan teknologi, bagaimana kita menerapkan teknologi yang tepat, bagaimana kita menggunakan efisiensi dalam penerapan teknologi.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours