Perdokhi beri kiat terhindar dari serangan panas selama ibadah haji

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Persatuan Dokter Haji Indonesia (Perdokh) memberikan sederet tips agar jamaah haji terhindar dari dampak buruk heatstroke saat menunaikan ibadah haji di Arab Saudi.

“Cuaca panas sangat beresiko, sangat beresiko bagi jamaah haji yang memiliki penyakit penyerta seperti hipertensi, penyakit paru-paru, penyakit jantung. DR Perdokhi Ketua Umum Pengurus Pusat Dr Syarief Hasan Lutfie, SpKFR, MARS, AIFO-K mengatakan secara online di Jakarta pada Jumat “Tetapi dalam cuaca yang sangat panas sangat mudah mengalami dehidrasi dan kelelahan,” ujarnya dalam sebuah diskusi.

Menurut Siarief, heat stroke terjadi ketika tubuh tidak bisa mengontrol suhu akibat cuaca yang sangat panas sehingga membuat mekanisme pendinginan sulit bekerja.

Selain cuaca yang sangat panas, penyebab lainnya mungkin dehidrasi, kelembapan rendah, dan daya tahan tubuh lemah.

Hal ini dapat menyebabkan jamaah haji mengalami kejadian fatal seperti kehilangan fokus, kebingungan, kehilangan, mual, muntah, sakit kepala, kehilangan kesadaran, bahkan kematian.

“Maka sangat mudah untuk kehilangan koordinasi, mudah terguncang atau terjatuh. Ditambah lagi dengan serangan panas, dan ini menempatkan para lansia di lingkungan kami ke dalam situasi yang lebih berbahaya,” katanya.

Untuk itu, ia menyarankan agar jemaah berhati-hati dalam mengambil air agar tubuh tidak dehidrasi. Pastikan Anda minum air dalam dosis kecil secara teratur.

“Minimal 8.000 cc, setara dengan lima botol besar, bukan hanya 2.000 cc.” “Kalau boleh diminum kapan pun mau, boleh diminum untuk orang yang tidak punya masalah ginjal, tapi kalau ada pantangannya, misalnya bagi penderita penyakit ginjal, maka sebaiknya jangan minum terlalu banyak,” ujarnya. .

Dalam hal ini, umat paroki diminta tidak hanya meminum alkohol untuk mencegah sengatan panas, tetapi juga memperhatikan kebersihan diri agar terhindar dari berbagai penyakit menular. Caranya dengan memakai masker, sering mencuci tangan, dan menjauhi orang lain.

Kemudian konsumsi makanan tinggi serat yang kaya vitamin dan mineral, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran. Tujuannya untuk menjaga stamina dan menjaga asupan makanan meski beraktivitas di bawah sinar matahari.

Selain itu, karena sering terjadi antrian panjang di toilet, Siyarief menyarankan agar umat mencari waktu yang tepat untuk buang air besar agar tidak ada kerumunan orang yang masuk ke kamar mandi dan menjaga kebersihan diri.

Untuk itu, jamaah bisa mengatur kembali rutinitas toiletnya seperti dulu, misalnya biasanya di pagi hari dan diundur ke malam hari.

“Toilet training pastinya harus diubah, misalnya harus digeser ke tengah malam, misalnya pagi hari agar kebiasaannya membaik. Ingat makan makanan sehat dan jangan makan makanan berlemak yang tidak mengandung serat,” ujarnya. dikatakan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours