Perempuan Pelaku UMKM di Jateng Dapat Dukungan untuk Terus Berkembang

Estimated read time 2 min read

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) Sumarno mendorong pemberdayaan perempuan lebih besar melalui berbagai kegiatan usaha. Sebab, potensi perempuan dalam usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM) di daerah dinilai cukup besar. 

“Lebih dari 60 persen pelaku media adalah perempuan. Ini menunjukkan bahwa perempuan gigih, lebih tangguh, dan memiliki semangat yang besar,” kata Sumarno di sela-sela acara Final Day dan Malam Penghargaan Women Ecosystem Catalyst (WEC) di Semarang. sebelum.

WEC merupakan program yang diinisiasi oleh PT HM Sampoerna Tbk melalui payung Sampoerna Sustainability Program for Indonesia (SUI) bersama Asosiasi Imajinasi Penaja Mula dan Dinas Koperasi UKM Provinsi Jawa Tengah.

Sumarno mengatakan, Pemprov Jateng juga terus berupaya memfasilitasi UKM agar bisa terus berkembang. Salah satunya adalah penyelenggaraan pameran, acara pelatihan dan program lainnya yang bekerja sama dengan Bank Indonesia, Sampoerna dan pemangku kepentingan terkait. 

Dalam kesempatan tersebut beliau juga mengapresiasi kegiatan WUK. Program ini dimaksudkan untuk memberikan edukasi kepada pengusaha perempuan mengenai pembuatan produk berkualitas, pengelolaan keuangan usaha, branding, perluasan jaringan pemasaran, dan masih banyak lagi.

“Hasil dari kegiatan ini dapat membangun ekosistem bisnis yang baik. Nanti teman-teman juga akan terkoneksi dengan para pengusaha sukses,” ujarnya dalam siaran pers, Senin (10/6/2024).

Staf Ahli Bidang Konektivitas, Pengembangan Pelayanan dan Sumber Daya Alam Kementerian Perekonomian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Musdhalifah Mahmud pun mengapresiasi program WEC. “Kita akan menjadi motor penggerak perekonomian negara,” kata Mustalifa kepada para peserta. 

 

Menurutnya, negara masih membutuhkan lebih banyak wirausaha. Untuk itu, ia mengusulkan agar program pengembangan usaha tersebut dikembangkan lebih luas. “Jika perlu, program ini akan kami kembangkan lebih luas lagi agar banyak kesempatan bagi anak-anak kami untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat,” kata Musdhalifah. 

Direktur Pendanaan Riset dan Inovasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Ajeng Arum Sari menambahkan, ada peluang bisnis untuk bekerja sama dengan peneliti BRIN. “Kami juga punya program start up financing. Kita bisa mendorong ibu-ibu di sini untuk bekerja sama dengan peneliti dari BRIN agar hasil penelitiannya terbukti secara ilmiah,” jelasnya. 

Dijelaskannya, BRIN memiliki program pendanaan untuk startup senilai hingga Rp300 juta per tahun dengan durasi maksimal 2 tahun. “Kita punya 10 ribu lebih peneliti, jangan khawatir kalau tidak ada peneliti di bidang pangan, teknologi, bidang apa pun yang ada,” kata Ajeng.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours