Perindo Soroti Impor Pangan yang Melonjak Tembus Rp223 Triliun

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Partai Perindo menekankan bahaya krisis pangan di Indonesia. Krisis pangan menjadi tantangan bagi Presiden terpilih Pravo Subianto untuk menjamin ketersediaan pangan dalam lima tahun ke depan.

Ketua DPP Perindo Ketahanan Pangan dan Lingkungan Hidup Firda Riwu Kore mengatakan ketergantungan Indonesia terhadap impor pangan akan mencapai $13,8 miliar atau Rp223 triliun pada tahun 2023. Hal ini dikatakannya berdasarkan peningkatan impor beras hingga 785,5% pada tahun 2023 dibandingkan tahun 2023.

Banyak faktor yang mempengaruhi pola krisis pangan, seperti perubahan iklim ekstrem, kekurangan tenaga kerja, dan konversi lahan menjadi kawasan pemukiman dan industri. Namun permasalahan di atas dapat diatasi dengan upaya preventif yang baik oleh pemerintah. Tindakan regulasinya, kata Firda saat dihubungi, Selasa (23/7/2024).

Perindo merekomendasikan tiga hal untuk mengatasi risiko krisis pangan, kata Farda. Pertama, pemerintah dapat memetakan iklim sesuai potensi produksi pangan dengan mengeluarkan keputusan untuk memerangi perubahan iklim ekstrem.

Misalnya untuk iklim ekstrem, pemerintah bisa berinvestasi pada pemetaan iklim dan produksi pangan dalam kondisi cuaca yang lebih baik,” kata Firda.

Solusi kedua, kata Ferda, pemerintah dapat memanfaatkan passion generasi milenial dan minat generasi Z terhadap industri makanan. Mereka memberikan contoh dengan memberikan upah yang lebih tinggi disertai insentif untuk menjamin keberhasilan panen

Ia mengatakan, dari segi tenaga kerja, pemerintah dapat menawarkan upah yang lebih tinggi dibandingkan proyek lain atau menjamin keberhasilan panen dan stabilitas harga sehingga sektor pertanian dapat dianggap sebagai kegiatan yang menjanjikan dari sudut pandang ekonomi.

Lebih lanjut, untuk solusi ketiga mengenai arah konversi lahan pertanian, Ferda menilai pemerintah harus menerapkan undang-undang penggunaan lahan secara lebih ketat guna menjaga stabilitas ketersediaan.

Ia mengatakan dalam hal perubahan lahan, pemerintah dapat melakukan upaya pengaturan penggunaan lahan yang tepat sehingga ketersediaan lahan tetap terjaga dan kelestarian lingkungan juga dapat diperhatikan.

Diketahui, masyarakat kini dihadapkan pada harga bahan pangan, khususnya beras. Tak hanya harga yang naik, kelangkaan beras juga terjadi di pasar eceran.

Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (BAPANAS) pada Kamis (15/2/2024) pukul 12.40 WIB, harga bahan pokok strategis seperti beras, cabai, minyak goreng, daging ayam dan sapi, serta kedelai masih stagnan. atas

Selain itu, pemerintah mencatat nilai impor beras Indonesia hingga $279,2 juta atau Rp4,3 triliun hingga Januari 2024 (kurs Rp15.624 per dolar AS). Harga impor beras meningkat sebesar 135,1 persen tahun ke tahun (yoy) dari $118,7 juta pada bulan Januari 2023. Namun, harga tersebut mengalami penurunan sebesar 16,73 persen bulan ke bulan.

Berdasarkan laporan BPS, total impor beras dari Thailand sebesar $153 juta. Di peringkat kedua ada beras asal Pakistan senilai 79,3 juta dolar dan beras asal Myanmar senilai 23,98 juta dolar.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours