Peringati Hari Guru Sedunia, Bank BTPN Gelar Workshop Membuat Media Ajar Literasi Finansial

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Dalam rangka memperingati Hari Guru Sedunia, Bank BTPN bekerja sama dengan Organisasi Pendidikan (YGB) dan Komunitas Pendidikan Guru Jakarta Nusantara menyelenggarakan workshop “Pembelajaran Inovatif dan Pengelolaan Keuangan yang Tangguh” pada Sabtu (10 Mei) di Jakarta dan Minggu (6 Oktober ) di Yogyakarta dan Makassar.

Pelatihan ini merupakan bagian dari pelatihan General Knowledge Training (GKCF) yang dilaksanakan secara daring selama sebulan. Pada sesi online, peserta belajar tentang pengelolaan keuangan dan membuat informasi untuk siswa menggunakan model konseptual.

Sementara itu, pada workshop tersebut, para peserta berkompetisi untuk menguji model alat bantu pengajaran terkait literasi keuangan. Bahan ajar tidak digunakan oleh siswa tetapi digunakan oleh guru.

“Program belajar ke luar negeri ini merupakan komitmen Bank BTPN untuk menjadi sahabat guru. Dody Safrizal, Manajer Penjualan Area Pensiun & Direktur Regional Jakarta mengatakan: “Kami peduli terhadap pendidikan dan kami percaya bahwa pemimpin pendidikan yang baik adalah guru dan kami ingin bersamamu”. )

Topik pertemuan tersebut bermula dari keprihatinan Bank BTPN dan YGB terhadap permasalahan guru dalam mengelola keuangannya sendiri. Rata-rata pendapatan guru yang berpendapatan rendah mendorong mereka untuk menciptakan lapangan kerja yang tidak berkelanjutan agar mempunyai pendapatan lebih. Namun, hal ini tidak disertai dengan keterampilan manajemen keuangan.

“Saat kami membuka pendaftaran beasiswa ini, animonya sangat besar, pendaftarnya lebih dari 9.000 orang. Kami kaget dengan animo guru dalam belajar. guru lain yang tidak mempunyai kesempatan,” kata Dody.

Dalam percobaannya, para peserta dibagi menjadi beberapa kelompok kecil untuk berbagi pengetahuan keuangan yang telah mereka kembangkan, yang kemudian dievaluasi oleh anggota kelompok.

Intan Irawati, salah satu peserta MAN 15 Jakarta mengungkapkan rasa syukurnya karena kini bisa menciptakan pembelajaran yang lebih bermanfaat. Ia mengatakan setelah mengikuti sesi daring GKCF, ia mulai mengembangkan pelajaran meditasi untuk murid-muridnya.

“Siswa saya sudah berubah, mereka senang belajar fisika. Para siswa yang memulai dengan tenang mulai mengungkapkan pikirannya. “Saya juga merasa dekat dengan mahasiswa. Mereka tidak mau susah lagi,” kata Intan.

Ia bercerita tentang pengalaman temannya yang pernah menangis, rupanya karena ketahuan bermain pinjol. Intan tidak ingin hal ini terulang lagi pada orang-orang disekitarnya sehingga ia sangat senang saat mendapat tantangan dari program GKCF.

Pendidikan Guru merupakan program pendukung yang mendorong guru menjadi penggerak perubahan melalui kolaborasi berbagai akselerator: pelatihan guru, kepemimpinan kepemimpinan, diskusi di grid sekolah/madrasah. Yayasan Pendidikan Guru bekerja melalui Kampus Guru Cikal, Departemen Etika dan Penelitian Pendidikan, bekerja sama dengan Teach First Indonesia.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours