Pertamina Cetak Kinerja Positif, Operasional Meningkat Penugasan Pemerintah Terpenuhi

Estimated read time 5 min read

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Pertamina (Persero) akan terus meningkatkan kinerjanya pasca reorganisasi saham dan ekuitas pada tahun 2023. Pertamina berhasil mengatasi tantangan global, khususnya anjloknya harga minyak dunia dan melemahnya nilai tukar, dengan pengelolaan yang efisien dan optimalisasi pengelolaan keuangan. 

“Pasca restrukturisasi organisasi, kinerja seluruh lini bisnis keterlibatan dan manajemen anak perusahaan menjadi lebih kokoh dan dapat diandalkan. Direktur Utama Pertamina Nikki Vidyawati usai Rapat Umum Tahunan (RUPST) perseroan mengatakan, “Seiring dengan pertumbuhan bisnis, pencapaian finansial pun semakin meningkat karena efisiensi, optimalisasi biaya, pengelolaan akuntabilitas, dan komitmen Pertamina dalam membayar utang pemerintah.” Tahun Anggaran 2023 dilaksanakan pada Senin (10/6/2024) di Kementerian BUMN di Jakarta.

Melalui Subholding Hulu, produksi minyak dan gas (migas) meningkat delapan persen menjadi 967,4 juta barel setara minyak (MBOEPD) pada tahun 2022 dan 1.044 MBOEPD pada tahun 2023. Produk ini didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri, termasuk 69% dan 34% pasokan minyak dan gas bumi ke 24% grup nasional yang dioperasikan oleh Pertamina. Pada tahun 2023, Pertamina juga akan mengakuisisi enam blok, antara lain blok Masela, blok Banga, dan Fairy Mahakam. 

Di sektor kilang dan petrokimia, produksi kilang meningkat 2% dibandingkan tahun lalu menjadi 341 juta barel pada tahun 2023 dari 333 juta barel pada tahun 2022. Program Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan telah mencapai 84% pada akhir tahun 2022. Desember 2023, serta pengembangan lainnya antara lain inovasi produk energi ramah lingkungan seperti Sustainable Aviation Fuel (SAF), BioSolar B35, dan Pertamax Green.   

Sementara itu, penjualan produk BBM dan non BBM melalui anak perusahaan perdagangan dan perdagangan juga meningkat, dari 98 juta kilo (KL) pada tahun 2022 menjadi 100 juta KL pada tahun 2023. Selain itu, Pertamina Patra Niaga juga mulai mendistribusikan bahan bakar ramah lingkungan Pertamax Green 95, Biosolar 35. Akhir tahun 2023. dari wilayah tersebut. 

“Sebagai bisnis yang berorientasi pada konsumen, Pertamina akan terus mengoptimalkan digitalisasi mulai dari distribusi hingga pelayanan, dan proses bisnis di bidang ini akan membawa manfaat yang signifikan bagi Pertamina,” jelas Nikke. 

Gas bawah tanah juga meningkatkan penjualan gas dari 327.000 BBTU (miliar British thermal unit) pada tahun 2022 menjadi 337.000 BBTU pada tahun 2023. Pertumbuhan tersebut didorong oleh meningkatnya permintaan dari sektor industri, komersial, dan rumah tangga. Sementara itu, pada tahun 2023, jaringan gas bumi (jargas) bertambah 55.000 sehingga mencapai 820.000 sambungan rumah tangga (SRT). Pada saat yang sama, transfer gas meningkat sekitar 8% dari 493 miliar SCF pada tahun 2022 menjadi 532 miliar SCF pada tahun 2023.

Logistik Terpadu Maritim (SH IML) juga menunjukkan hasil positif pada tahun 2023. Volume kargo Pertamina naik tiga persen dibandingkan tahun lalu, dari 157 juta KL pada tahun 2022 menjadi 161,4 juta KL pada tahun 2023. SH IML saat ini mengoperasikan 784 kapal tanker dan kapal pendukung. Domestik dan 50 rute internasional. Sebagian besar kapal Pertamina juga menggunakan teknologi EcoShip yang mampu mengurangi emisi dan efisiensi bahan bakar sebesar 8%. 

Sementara itu, pembangkitan listrik dari energi baru terbarukan, termasuk panas bumi, pada subsektor Energi Baru dan Terbarukan (PNRE) Pertamina akan meningkat sebesar 17% dari 4.658 gigawatt hour (GWh) pada tahun 2022 menjadi 541 GWh pada tahun 2023. SH PNRE juga telah memulai komersialisasi beberapa operasi antara lain IPP Jawa 1 Unit 2, Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Rokan, Kilang II, III, IV dan VI. 

“Sebagian besar indikator operasional seluruh sub-famili akan meningkat pada tahun 2023 dibandingkan tahun 2022. “Pertumbuhan bisnis Pertamina Group didorong oleh meningkatnya permintaan konsumen, khususnya pada sektor energi transisi yang pertumbuhannya tinggi.” Hal ini akan mengimplementasikan visi Pertamina dan mendorong sektor migas memanfaatkan energi transisi sekaligus menjaga ketahanan energi bangsa, kata Nikki.

Nikke menambahkan, pada tahun 2023, salah satu kunci digitalisasi Pertamina akan diwujudkan melalui Integrated Enterprise Data and Control Center (PIEDCC) Pertamina, sebuah transformasi digital yang akan memantau dan mengelola seluruh proses bisnis Pertamina. Proses distribusi dan penyediaan energi.

Pertamina telah berhasil menyelesaikan misi distribusi energinya

PT Pertamina (Persero) berhasil memenuhi amanah khusus pemerintah untuk menyalurkan energi kepada masyarakat. Penegasannya, Rapat Umum Tahunan (RUPST) perseroan tahun buku 2023 digelar pada Senin, 10 Juni 2024 di Kementerian BUMN, Jakarta. 

Nikke menegaskan, Pertamina sebagai BUMN energi bertugas menjaga ketahanan energi negara melalui pengelolaan energi berdasarkan prinsip ketersediaan, aksesibilitas, keterjangkauan, akseptabilitas, dan keberlanjutan.

“Pertamina mendapat sejumlah mandat dari pemerintah untuk menjamin akses terhadap energi, keterjangkauan dan pemerataan. Ini yang menjadi fokus pengelolaan bisnis Pertamina, mulai dari migas, penjualan produk, hingga kebutuhan industri, komersial, komunitas, dan rumah tangga,” kata Nikke. 

Salah satu peran Pertamina dalam misi tersebut adalah menyuplai dan mendistribusikan starter pack LPG 3 kg (kg) kepada nelayan dan petani. Ibukota Indonesia (IKN) mendukung pembangunan infrastruktur seperti jaringan gas bumi rumah tangga yang digunakan di wilayah inti pemerintahan. 

Vice President Corporate Communications Fadjar Djoko Santoso menambahkan, Pertamina akan terus bekerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan untuk mencapai misi tersebut. Keberhasilan Pertamina dalam menjalankan misinya tidak lepas dari dukungan pemerintah agar distribusi energi dapat berjalan dengan lancar, aman dan efektif. 

“Kami mengapresiasi peran seluruh lembaga negara, pejabat, serta perangkat desa dan kota yang telah mendukung distribusi energi, sehingga tugas dapat terlaksana dengan lancar dan tujuan distribusi energi dapat tercapai,” jelas Fadjar. 

Sebagai perusahaan terdepan di sektor transisi energi, Pertamina berkomitmen mendukung tujuan net zero emisi pada tahun 2060 dengan terus mendukung program-program yang berdampak langsung pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan prinsip Environmental, Social and Governance (ESG) di seluruh wilayah usaha dan aktivitas Pertamina.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours