Pertamina-Toyota kolaborasi uji coba bahan bakar bioetanol 100 persen

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – PT Pertamina (Persero) bekerja sama dengan Toyota melakukan prefill dan uji bioetanol dari batang tanaman sorgum pada kendaraan roda empat.

Pengujian tersebut berlangsung pada pameran industri kendaraan bermotor Gaikindo Indonesia International Motor Show (GIIAS) 2024 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) di Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu.

Dalam pengujian yang dilakukan di GIIAS 2024, 100 persen bioetanol (E100) yang dihasilkan dari tanaman sorgum digunakan sebagai bahan bakar alternatif pada Toyota Flex Fuel Vehicle (FFV).

Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu, Senior Vice President Riset dan Inovasi Teknologi Pertamina, Oki Muraja menjelaskan, Pertamina memproduksi 150 liter bioetanol yang dihasilkan dari limbah biomassa batang tanaman sorgum, untuk diuji coba di GIIAS 2024.

Dalam proses produksi biofuel digunakan peralatan distilasi dan dehidrasi yang terdapat di laboratorium inovasi teknologi milik Pertamina. Langkah tersebut juga merupakan komitmen Pertamina untuk membangun kapasitas dan memperluas kerja sama guna mendorong pengembangan dan pemanfaatan bioenergi di berbagai sektor.

“Nira sorgum diperoleh melalui kerja sama dengan perguruan tinggi yang telah melakukan uji coba penanaman di beberapa lahan. Sari yang diperoleh difermentasi menjadi bioetanol kemudian dimurnikan,” kata Oki.

Oki mengatakan, bioetanol produksi Pertamina telah diuji pada flexfuel vehicle (FFV) Toyota Fortuner dan menunjukkan performa lebih tinggi serta emisi lebih rendah pada pembakaran penuh dibandingkan bahan bakar fosil konvensional.

Langkah Pertamina selanjutnya, kata Oki, adalah meningkatkan produksi bioetanol dari skala lab ke skala besar. Selain itu, Pertamina sedang menjajaki kemitraan untuk mengakses pasokan sorgum dan bahan nabati lainnya yang terjangkau.

“Dengan memproduksi bioetanol dari sorgum, tidak hanya menjadi sumber energi baru terbarukan bagi Indonesia, namun inovasi produksi bahan bakar tanpa bersaing dengan pangan ini dapat menciptakan lapangan kerja di perkebunan sorgum, pengolahan sari buah dan usaha kecil menengah baru di bidang pengolahan bioetanol. sektor,” kata Oki.

Selain itu, Vice President Corporate Communications Pertamina Fajar Joko Santoso mengatakan, Pertamina selalu mendukung penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar transportasi.

Selain menawarkan inovasi terbarunya, bioetanol 100 persen (E100), Pertamina juga secara bertahap memperkenalkan bioetanol di Indonesia, dimulai dengan Pertamax Green 95, bahan bakar dengan kandungan bioetanol 5 persen (E5).

Menurut Fazar, penerapan E5 pada industri top-down akan membawa manfaat seperti mengurangi impor bensin nasional, menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan produk domestik bruto (PDB) dan berkontribusi terhadap pengurangan 2,8 juta ton CO2 atau emisi. 1,9 persen dari emisi tahunan.

“Penggunaan bioetanol memperkuat roadmap Pertamina dalam pengembangan energi baru terbarukan. Hal ini akan dilakukan secara bertahap, terutama untuk mendukung program pemerintah, yakni mencapai tujuan net zero emisi pada tahun 2060,” kata Fajar.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours