Petani Sawit Sumut Bersemangat Melangkah ke Pasar Global: Lidi Sawit Jadi Andalan Baru

Estimated read time 2 min read

ASAHAN – Petani kelapa sawit di Sumatera Utara (Sumut) kini mendapat peluang baru untuk menambah penghasilan. Melalui pelatihan yang diberikan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Asosiasi Petani Kelapa Sawit (Aspekpir), para petani diajarkan cara mengolah daun sawit menjadi berbagai produk, hingga untuk diekspor. negara lain.

Workshop yang mengusung tema “Penguatan Kelembagaan Petani Sawit Melalui Pengembangan UKMK Kerajinan Sawit Untuk Mendorong Lahirnya Industri Rumah Tangga Berbasis Sawit” ini melibatkan 80 peserta dan perwakilan mitra serta kelompok tani.

Ketua Aspekpir DPD I Sumut, Syarifuddin Sirait, senang pelatihan ini bermanfaat bagi petani sawit di wilayahnya. “Melalui pelatihan ini, para petani dapat menghasilkan produk-produk yang menguntungkan untuk dijual dari daun pohon buah-buahan yang selama ini hanya dianggap limbah,” ujarnya.

Bupati Asahan, H. Surya B.Sc melalui Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Asahan Ir Hazairin MM menyambut baik kerja sama BPDPKS dan Pakarpir untuk meningkatkan kesehatan petani yang melakukan ladang minyak. “Ini merupakan cara untuk membuka peluang baru bagi petani untuk menggunakan sumber daya yang ada secara efektif,” ujarnya.

Bendahara Umum Aspectpir Indonesia, Sutoyo menyebut besarnya potensi sawit dan limbah sawit lainnya merupakan peluang bisnis yang bagus. Dijelaskannya, “dibutuhkan kerja sama yang baik dengan pemerintah daerah agar bisnis kelapa sawit dapat berkembang dengan cepat,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Insinyur Divisi UKMK BPDPKS Anwar Sadat angkat bicara mengenai komitmen BPDPKS dalam mendukung kesejahteraan petani kelapa sawit. “Melalui pelayanan yang kami berikan, kami ingin membantu petani meningkatkan daya saing dan mendapatkan pendapatan yang lebih baik,” ujarnya.

Workshop ini tidak hanya memaparkan kurikulum saja, namun juga terdapat pembahasan mengenai pembuatan kerajinan tangan dari sawit. Peserta diajari cara membuat berbagai benda menarik seperti name tag, sandal, dan palm disc. Selain itu, Natassa Kusumawardany, General Manager PT Wardani Agro Utama, juga memperkenalkan sawit sebagai alat yang mampu menghasilkan tebu hingga 30 kg per jam.

“Teknologi ini dapat membantu petani meningkatkan produksi dan membuka peluang ekspor daun kelapa ke pasar dunia,” jelas Natassa. Hal ini juga membuka jalan bagi kerjasama dengan petani sawit yang tergabung dalam Pakarpir untuk memasarkan sawit ke luar negeri.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours