Petinggi Militer Israel Akui Jaringan Terowongan di Rafah Tanpa Ujung

Estimated read time 2 min read

TELAVIV – Komandan Brigade Nahal Pasukan Pertahanan Israel, Kolonel Yair Zuckerman menyatakan, Rafah penuh ranjau dan seolah tak ada habisnya.

Pengakuan tersebut diungkap media Israel pada Rabu (19/6/2024). Kolonel Yair Zuckerman berkata, “Hampir tidak ada rumah tanpa terowongan, yang merupakan salah satu tantangan terbesar bagi militer.”

“Terowongan tersebut menghubungkan rumah-rumah di kota sehingga menciptakan labirin yang sangat besar,” jelasnya.

Dia mencontohkan, tentaranya telah menemukan 17 terowongan di Rafah dalam beberapa hari terakhir.

Zuckerman menunjuk pada sebuah insiden minggu lalu di mana empat tentara tewas ketika sebuah rumah dianggap tidak meledak dan diledakkan oleh tentara yang bertempur di atas dan di bawah tanah.

“Perang itu sulit dan lambat,” katanya.

Seorang perwira senior mengatakan: “Pejuang Hamas telah memasang banyak kamera di Rafah untuk memantau pertempuran dari atas dan bawah tanah.”

Sementara itu, akibat pengeboman Israel pada Rabu (19/6/2024) di kota Rafah dari kawasan Al-Mawasi di kota Rafah, banyak warga Palestina yang mengungsi akibat pemboman Israel.

Menurut para saksi, “ratusan” warga Palestina melarikan diri ke Deir El-Balah dan Khan Yunis.

Khalid Sheikh Eid (41) mengatakan: “Tentara Israel menyebut Al-Mawasi sebagai daerah aman, namun tadi malam mereka menargetkan daerah itu dengan peluru dan senjata.”

“Tentara tersebut membunuh 8 anggota keluarga Abu Amra dan melukai anggota keluarga saya juga. “Makanya kami memutuskan untuk pergi ke tempat lain, karena kami takut dengan nyawa kami,” jelasnya.

Menurut Ghassan Daher (35), “Israel menggunakan drone quadcopter untuk menembak kami. Tentara Israel menargetkan tenda kami dan saya terluka akibat penembakan itu.”

Ia juga menegaskan, “Area tersebut dimaksudkan sebagai kawasan aman. Tapi itu adalah targetnya.”

Kantor informasi pemerintah di Gaza mengumumkan bahwa terdapat sekitar 2 juta pengungsi dari 2,4 juta penduduk Gaza.

Al-Mawasi terletak di tepi Laut Mediterania. Dengan panjang 12 kilometer dan lebar satu kilometer, membentang dari Deir el-Balah di utara dan melewati provinsi Khan Younis di selatan Gaza.

Kawasan ini merupakan lahan terbuka dan tidak berpenghuni. Tidak ada infrastruktur di daerah tersebut, termasuk saluran air limbah dan saluran listrik. Sebagian besar merupakan lahan pertanian, atau pasir.

Pengungsi hidup dalam kondisi yang tragis karena kurangnya sumber daya dasar, seperti air, sanitasi, perawatan medis dan makanan.

Tinggal di tenda berbahan nilon dan kain compang-camping, mereka harus tahan terhadap suhu lebih dari 30 derajat.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours