PHK Massal di Industri Teknologi: Ketika Raksasa-Raksasa Digital Terpaksa Merampingkan Diri

Estimated read time 2 min read

AMERIKA – Pada tahun 2024, gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) akan mengguncang industri teknologi global.

Perusahaan-perusahaan besar, yang dulu terkenal dengan pertumbuhan dan inovasinya yang pesat, kini terpaksa mengambil tindakan drastis untuk “memperbaiki” diri mereka sendiri.

Situasi ini tidak hanya mengejutkan banyak negara, namun juga menimbulkan pertanyaan penting: Perusahaan teknologi manakah yang akan melakukan bisnis besar pada tahun 2024?

“Ini adalah masa yang sangat sulit bagi Intel karena kami melakukan beberapa perubahan paling signifikan dalam sejarah perusahaan kami. “Sederhananya, kami perlu menyelaraskan struktur biaya dengan model manajemen baru dan mengubah cara kami beroperasi,” kata CEO Intel Pat Gelsinger.

Gelombang PHK di industri teknologi tidak hanya berdampak pada pekerja yang kehilangan pekerjaan, namun juga seluruh ekosistem teknologi.

Deregulasi dapat menyebabkan penurunan inovasi, rendahnya kepercayaan investor dan dampak negatif terhadap perekonomian secara keseluruhan.

Namun, beberapa ahli mengatakan PHK merupakan peluang bagi perusahaan teknologi untuk melakukan restrukturisasi dan fokus pada lebih banyak inovasi.

Dengan mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi, perusahaan teknologi dapat memperkuat posisinya dalam jangka panjang.

Bagi pekerja teknologi, gelombang PHK ini menjadi pengingat bahwa industri ini sangat dinamis dan penuh tantangan.

10 Perusahaan Teknologi dan Data Teratas yang Mempekerjakan pada tahun 2024 Berikut ini adalah daftar 10 perusahaan teknologi teratas yang akan merekrut karyawan terbanyak pada tahun 2024, berdasarkan jumlah karyawan yang Anda klik:

5 Alasan Utama Dibalik Gelombang Likuidasi Teknologi di Tahun 20241 Krisis Ekonomi Global: Ketidakpastian Ekonomi Global, Meningkatnya Inflasi, dan Meningkatnya Suku Bunga Perusahaan teknologi memangkas biaya dan mewujudkan penghematan biaya.

2. Manfaat bagi pelanggan Selama pandemi COVID-19, banyak perusahaan teknologi terpaksa melakukan pemotongan biaya untuk memenuhi peningkatan permintaan layanan digital. Namun, ketika pandemi mereda, permintaan tersebut mulai menurun dan jumlah tenaga kerja meningkat.

3. Perubahan fokus bisnis: Banyak perusahaan teknologi yang melakukan restrukturisasi dan mengalihkan tujuan bisnis mereka ke bidang yang lebih baik, seperti kecerdasan buatan (AI) dan komputasi awan. Hal ini akan menimbulkan perpecahan yang dianggap kurang strategis.

4. Kegagalan proyek atau investasi: Beberapa perusahaan teknologi menghadapi likuidasi setelah proyek atau investasi mereka gagal mencapai tujuan yang diharapkan.

5. Tantangan investor: Investor menyerukan kepada perusahaan teknologi untuk meningkatkan keuntungan dan memangkas biaya. Hal ini mendorong perusahaan untuk menanggung biaya tambahan, termasuk PHK.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours