PHRI minta pemerintah klarifikasi tiap produk yang terafiliasi Israel

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) meminta pemerintah memperjelas daftar seluruh perusahaan dan produk yang terkait dengan Israel untuk menghindari keresahan masyarakat.

“Pemerintah harus segera memulai dialog sosial dengan masyarakat untuk membahas produk-produk terkait Israel tersebut. “Penting bagi masyarakat untuk memahami bahwa perusahaan internasional menjalankan bisnis di Indonesia secara profesional,” kata Presiden PHRI Jenderal Haryadi Sukamdani dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.

Haryadi menyoroti, telah muncul daftar yang disusun oleh beberapa kelompok yang berisi nama-nama perusahaan dan produk yang terkait dengan Israel.

Selain itu, pemerintah juga diminta menyampaikan kepada masyarakat bahwa perusahaan multinasional Indonesia sama sekali tidak terafiliasi dengan ideologi politik apa pun.

Kalaupun berkerabat, pemerintah diharapkan mampu mengklasifikasikan nama-nama terkait secara cerdas dan adil. Tindakan tersebut, kata dia, dapat mengakhiri penghidupan para pekerja yang bekerja di perusahaan-perusahaan yang masuk dalam daftar boikot.

Haryadi mengaku sedih melihat kejadian tersebut, pihaknya telah mengkonfirmasi kepada pemilik merek yang menjual produk yang diboikot tersebut. Dia mengatakan, tidak ada satu pun produk internasional di Indonesia yang ada kaitannya dengan Israel.

Dalam pertemuan dengan pemilik merek, PHRI meminta masing-masing perusahaan menginformasikan kepada masyarakat bahwa produknya tidak terafiliasi dengan Israel.

Sayangnya, pemberitaan boikot di berbagai platform media menutupi penjelasannya.

“Bahkan, kami meminta setiap merek untuk mensosialisasikan hubungannya dengan Israel. Namun pemberitaan terkait masalah klarifikasi ini sepertinya dibayangi oleh pemberitaan yang lebih penting, ujarnya.

Sama seperti merek Starbucks, katanya. Salah satu restoran tersebut, yang diduga terkait dengan Israel, menyumbangkan $5 miliar bantuan kemanusiaan ke Gaza pada hari ulang tahun perusahaan tersebut. Rp.

“Apa yang saya lihat, dan suatu kebetulan yang sangat disayangkan, adalah bahwa itu adalah perusahaan Amerika. Tapi bukan perusahaan, apalagi mereka beroperasi di negara berbeda. “Mereka juga beroperasi di negara-negara yang masih konflik, di Timur Tengah,” ujarnya.

Sementara itu, dia meminta masyarakat menilai berita yang dikonsumsinya. Masyarakat bisa mengecek lokasi perusahaan yang diduga terlibat dan posisi perusahaan terkait Palestina.

“Masyarakat dapat mengetahui di mana setiap orang berada dan apa pendapat mereka tentang Palestina.” “Saya menemukan ini adalah perusahaan-perusahaan yang juga bekerja secara profesional dan tidak terikat pada ideologi,” kata Haryadi.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours