Pidato Panglima Besar Soedirman

Estimated read time 2 min read

Jogja, 5/10/1947 dlbrw.com – Dalam rangka memperingati Hari Angkatan Darat Kedua, KSAD memberikan penghormatan kepada para pahlawan yang gugur dalam perang membela negaranya dan yang terus berjuang karena menginginkan pujian, kehormatan atau hadiah, tapi itu hanya karena keinginan untuk melindungi kemerdekaan negara. Ia mengatakan, kehormatan ini harus dibarengi dengan banyak usaha. Memperingati lahir dan berkembangnya tentara Indonesia, mereka juga memuji kerja mereka sejak awal, mengabaikan segala permasalahan, selama ini tentara Belanda juga mempunyai persenjataan yang bagus, dan tentara Indonesia serta Rakjat mampu menghadapinya. Katanya memang ada kebingungan. “Tetapi hal ini tidak mengejutkan, dan hal ini tidak boleh menyurutkan upaya kita untuk mengorganisir pasukan kita,” katanya. Selangjutnja : “Bukan itu yang terpenting, yang penting tentara harus ada, kekuasaan harus ada, yang penting lihat kemerdekaan.

Apakah kekuatan tersebut baik atau buruk, kita harus menghentikan dan mengabaikan serangan kolonial apa pun. Kita sudah berupaya, TNI semua tingkatan dan golongan masyarakat Indonesia sudah membenarkannya. “

Dalam pidatonya tersebut Panglima menyebutkan tiga hal yang ditunjukkan oleh Panglima (Presiden), yaitu;

1. Kita harus geestelijk-weerbaar, artinya kita harus sabar secara rohani, kuat secara rohani.

2. Kita harus menjadi ekonomisch-weerbaar, yaitu kita harus melawan perekonomian atau menjadi berkelanjutan

3. Kita harus menjadi military-weerbaar, yaitu dengan perlawanan dan kekuatan.

Panglima TNI menjelaskan pentingnya tiga perubahan. Bahkan beliau selaku Presiden Tanah Air dalam pidatonya mengatakan bahwa ketiga hal tersebut tidak bisa diterapkan pada seluruh masyarakat Indonesia, termasuk para prajurit di masyarakat.

“Kalau ketiga sifat ini kita kombinasikan, sekuat apapun musuh kita, dia tidak akan mampu menyerang level kita, level rakyat dan prajuritnya, dengan memiliki ketiga kualitas tersebut maka dipastikan negara kita akan mampu. untuk berperang…, terlepas dari ukurannya dan dalam serangan ini adalah kelemahan musuh kita dan kita akan membawa pasukannya menghabiskan jutaan dolar sehari jika dia tidak terkena senjata kita, dia pasti akan pingsan karena bangkrut.

Sumber: Agensi ANTARA dan kantor berita

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours