Pilgub Jatim Diprediksi Jadi Pertarungan Koalisi Khofifah vs Risma

Estimated read time 5 min read

SURABAYA – Gubernur Jawa Timur (Jatimin) saat ini Khofifah Indar Parawansa menjadi orang paling berharga di Pilgub Jatim 2024. 27 November

Sedangkan lawan yang diprediksi adalah Tri Rismaharini. Hal ini bisa terjadi jika PDIP akhirnya mencalonkan Risma untuk maju dalam Pilgub Jatim.

Kedua pria asal Jawa Timur ini sangat populer dan terpilih karena prestasi politik mereka masing-masing. Baik secara pribadi maupun partai politik dibelakangnya.

Khofifan sendiri mengajukan calon gubernur yang didukung Partai Gerindra, Golkar, PAN, dan Demokrat, disusul PPP dan Partai Perindo jauh sebelum pemilu presiden. Dikonfirmasi berpasangan dengan Emil Dardak, Khofifa menguasai 56 kursi di Jatim atau 47% kursi DPRD.

Sementara Risman sendiri, sebelum berita ini diturunkan, belum ada partai politik yang secara resmi menyatakan dukungannya terhadap pencalonannya di Pilgub Jatim mendatang.

Namun, tidak sulit untuk memprediksi calon dari partai politik pengusung dan pendukung Risman – partainya sendiri, PPPP. Bahkan adapun PKB pemenang DPRD Provinsi Jawa Timur diyakini tidak akan mendukung Xofifah karena perbedaan tafsir dan pertimbangan politik kedua kubu, khususnya elite PKB.

PatraData Dashboard System, sebuah badan penelitian dan advokasi politik, melakukan simulasi berdasarkan tahun 2024 dengan dua kandidat unggulan tersebut. Februari. capaian pemilu presiden (Pilpres) dan legislatif (Pileg).

Sejumlah pengamat memperkirakan PKB akan menurunkan jagoannya pada Pilgub Jatim mendatang berdasarkan kinerjanya pada pemilu parlemen lalu, di mana ia meraih 27 kursi atau 4.517.228 suara di DPRD Jatim atau memenangkan pemilu legislatif negara bagian DPRD.

Namun popularitas beberapa nama tokoh internal PKB belum cukup kuat untuk menyaingi dua nama pertama. Nama Menteri Pertanian Halim Iskander rupanya sudah diusulkan PKB sebagai calon gubernur. Meski demikian, nama Khofifa dan Risma masih berada di atas Halim dalam hal popularitas dan seleksi.

Maka muncullah skenario lain, PKB akan berkoalisi dengan PDIP dan mengusulkan nama untuk menjadi tandem Risman.

Jika itu terjadi, maka akan menjadi pertarungan yang menarik. Dari segi dukungan, koalisi PDIP-PKB jauh melampaui ambang batas calon gubernur – 24 kursi (20%).

Potensi koalisi ini menguasai 48 kursi DPRD Jatim atau total 41 persen. Salah satu nama yang mungkin diajukan PKB sebagai calon Risman adalah KH Marzuki Mustamar, mantan Ketua PWNU Jatim.

Pasangan Risma dan Marzuki akan menjadi penantang paling berat bagi pasangan Xofifa dan Emil di Pilgub Jatim, kata Direktur Riset dan Prestasi PatraData Hasmin Aries Pratama, Sabtu (29/06/2024). . ).

Untuk mengukur kekuatan politik kedua tokoh tersebut, PatraData berbasis teknologi big data dan AI (kecerdasan buatan) melakukan simulasi kekuatan mesin politik masing-masing.

Hasilnya, pasangan Khofifa-Emil mengalahkan Risma-Marzuki.

Hasil simulasi menunjukkan Risma dan Marzuki diproyeksikan menguasai suara di 59.607 tempat pemungutan suara (TPS) dari 120.666 TPS pada Februari 2024. Selisih antar TPS memang kecil, namun cukup signifikan untuk menunjukkan adanya tren dukungan masyarakat. ., kata Hasmin.

Pemodelan pemungutan suara berbasis TPS PatraData menggunakan teknologi algoritma pembelajaran mesin dan analisis data besar.

Metode ini memungkinkan untuk memprediksi preferensi pemilih berdasarkan data historis pemilukada dan pemilu dalam 10 tahun terakhir, khususnya tahun 2024 lalu. pemilihan parlemen.

“Selain itu, PatraData juga menggunakan teknologi pemetaan geografis untuk memahami sebaran dukungan di berbagai wilayah di Jawa Timur dalam hal potensi dukungan partai politik,” kata Hasmin.

Diperkirakan, jika Risma yang kini menjabat Mensos dicalonkan PDI Perjuangan, PKB akan menguasai basis kuatnya sebanyak 59.607 TPS (Zona Hijau), 28.730 TPS (Zona Kuning) atau kompetitif, dan 32.329 TPS (Merah). daerah). atau area yang didominasi oleh pesaing.

Algoritma PatraData juga menunjukkan mesin politik pasangan Risma-Marzuki akan menguasai berbagai daerah di Jawa Timur.

Di Malang, PDIP-PKB mendominasi 4.710 daerah pemilihan yang dikuasainya di 29 kelurahan, namun mendapat ancaman di empat kabupaten lainnya. Di Kabupaten Kediri, koalisi ini menunjukkan kekuatannya di 3.103 daerah pemilihan yang tersebar di 26 daerah pemilihan.

Di Banyuvangi, mereka kembali menunjukkan dominasi koalisi ini dengan menguasai 2.507 daerah pemilihan, terutama 21 daerah, namun empat kelurahan lainnya terancam. Sementara itu, di Sumenep, Madurai, koalisi ini menguasai 27 kelurahan pada pemilu 2017 dan dominan di 22 kelurahan, namun terancam di lima kelurahan.

Sementara koalisi pemenang dua pemilu legislatif Jawa Timur di Trenggalek menguasai 1.499 TPS, menguasai 13 daerah pemilihan, dan hanya mengancam 1 daerah pemilihan.

Sedangkan pasangan presiden saat ini Khofifa-Emil akan menguasai 66.271 TPS sebagai ibu kota politik koalisi pendukungnya.

Kemudian bersaing ketat untuk mendapatkan 26.867 TPS (zona kuning) dan mempertaruhkan 27.528 TPS (zona merah). Pasangan Khofifa-Emil telah menunjukkan kekuatan politik yang besar di berbagai daerah.

Misalnya, Surabaya didominasi 5.658 TPS (kawasan hijau), Jember 5.029 TPS, dan Tuban 2.855 TPS. Koalisi lima partai pemenang pemilu presiden mempunyai keunggulan signifikan di hampir seluruh daerah di wilayah tersebut.

“Simulasi PatraData ini menunjukkan persaingan yang sangat ketat antara pasangan Khofifah-Emil dan Risma-Marzuki. Teknologi algoritma dan analisis big data yang kami gunakan untuk menggambar pertarungan ini sangat akurat karena didasarkan pada capaian hasil pemilu terkini.plus pembacaan perilaku pemilu – “Tetapi dari sudut pandang politik, dinamika di kawasan ini mungkin berbeda, terutama karena beberapa faktor, seperti yang terjadi pada pemilu presiden baru-baru ini,” jelas Hasmin.

Pada pemilu parlemen lalu, masih ada dua partai yang meraih suara banyak dan dukungannya masih belum terdengar, yaitu Nasdem yang meraih 10 kursi atau 8 persen, dan PKS yang meraih 5 kursi di DPRD Jawa Timur (4 persen).

Meski dua partai eks pengusung calon presiden Anies-Cak Imini sudah berkoalisi, tampaknya mereka masih membutuhkan dukungan partai lain karena belum memenuhi batasan dukungan 20 persen atau 24 mandat. Tak ayal, pertarungan akan semakin menarik jika kedua partai mendukung salah satu kandidat.

Perlu diketahui, analisis peta politik PatraData saat ini menggunakan data TPS pemilu 2024. .

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours