Pilkada Jakarta 2024: Untung Rugi PKS Ceraikan Anies Baswedan

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terancam membatalkan keputusannya pada Juni lalu yang mencalonkan Anis Basedan dan Mohamed Sohibul Iman sebagai calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta 2024. Partai pimpinan Ahmad Syaihu itu berpeluang besar melepaskan diri dari keterpurukan. Anis dan bergabung dengan Koalisi Indonesia Raya (KIM).

Menurut Wakil Sekjen PKS Zeinuddin Paru, besar kemungkinan Anyus maju ke Pilkada Jakarta 2024.

Karena belum mendapat keputusan dari PKS, maka Anyus dan Sohibul Imam (Amman) tidak bisa menjadi calon gubernur DKJ, kata Zainuddin dalam keterangannya kepada SINDOnews, Jumat (8/9/2024).

Dengan batas waktu 4 Agustus 2024, Anius menyetujui syarat dukungan calon kepala daerah sebesar 20 persen untuk memenuhi 4 kursi PKS dari 22 kursi, lanjut salah satu juru bicara PKS.

Sekretaris Tim Penjaringan Calon Kepala Daerah DPP PKS ini mengatakan, dalam 1-2 hari ke depan, calon Gubernur DKI Jakarta yang akan memimpin PKS akan dipastikan.

Lantas apa pro dan kontra penyelesaian PKS Anis Baswedan?

Ujang Komarudin, Pengamat Politik dan Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), mengatakan kepada SINDOnews, Jumat (8/9/2024), “Untungnya PKS bisa mendekatkan diri dengan pemerintah.”

Sebab, Syaikhu berharap Partai Gerindra mau mengajak partainya bergabung ke pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Hal itu diungkapkan Ketum PKS saat berbicara pada acara HUT ke-26 PKB (Harlah) di JCC, Senayan, Jakarta, Selasa (23/7/2024) di hadapan Ketua Surat Kabar DPP Partai Gerindra. Sufmi Dasko Ahmed.

Baca Juga: Kim Plus Bicara di 3 Pilkada, Siapa Juaranya?

Sedangkan sisi negatifnya, kemitraan PKS dengan Anis akan hilang, ujarnya. “Selama ini Anis sama PKS, kalau keluar dia sudah pergi dan sebaiknya keluar,” tutupnya.

Kunto Adi Wibowo, Analis Komunikasi Politik Universitas Pajajaran, mengatakan hal serupa. Ya, manfaat langsungnya mungkin bisa mendapat jabatan menteri atau setidaknya bergabung dengan pemerintahan Pak Prabowo, dan itu penting bagi PKS yang sudah berpuasa 10 tahun terakhir, kata Kunto saat dihubungi terpisah.

Sedangkan kekalahannya masih bersifat elektoral. “Pasti ada di kalangan bawah PKS yang tidak setuju dengan langkah DPP PKS. Kepribadian memang penting dalam memilih gubernur negara, tapi ketika masyarakat memilih gubernur negara, maka partailah yang menjadi pertimbangan nomor satu,” ujarnya. dikatakan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours