Pimpin Upacara HUT ke-79 RI di Entikong, Wamendagri Minta PLBN Tingkatkan Pelayanan

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Wakil Menteri Dalam Negeri John Wempi Wetipo (Wamendagri) menggelar upacara peringatan HUT ke-79 Republik Indonesia (RI) di Pasar Pasar Lintas Batas Negara (PLBN), Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.

Anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), dan daerah hadir dalam upacara yang digelar di perbatasan Indonesia dan Malaysia. Forum Koordinasi Pimpinan (Forkopimcam), masyarakat setempat, mahasiswa dan mahasiswa di lapangan.

Dalam sambutannya, Wempi membacakan pesan Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian (Mendagri) selaku Kepala Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP). Wempi menyatakan, tahun ini tema peringatan HUT ke-79 Kemerdekaan Indonesia adalah “Nusantara Baru, Indonesia Maju”.

Tema tersebut, lanjut Wempi, menginspirasi bangsa Indonesia untuk mengambil tiga momen penting dalam kehidupan bernegara dan berbangsa. Pertama, adanya ibu kota negara baru yakni ibu kota negara kepulauan (IKN). Kedua, hadirnya pemimpin baru Indonesia. Ketiga, Emas merupakan awal dari visi jangka panjang Indonesia 2045.

Wempi mengatakan, Sabtu (17/8/2024), “Ketiga momen ini menjadi landasan penting bagi kita untuk mewujudkan Indonesia yang lebih maju, berdaulat, dan sejahtera.”

Wempi mengatakan, pembangunan IKN tidak hanya untuk pusat pemerintahan baru. Namun keberadaan IKN merupakan simbol tekad dan komitmen bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang lebih jauh. Hal ini juga merupakan simbol transisi menuju pemerataan pembangunan di seluruh Indonesia, termasuk daerah terpencil dan perbatasan.

“Dengan ibu kota negara yang baru, kami berharap dapat mengurangi kesenjangan antar daerah dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif,” ujarnya.

Wempi menyatakan salah satu bentuk komitmen pemerintah dalam mendukung pembangunan ekonomi adalah pengembangan kawasan perbatasan. Saat ini terdapat 15 PLBN dari Provinsi Kepulauan Riau hingga Provinsi Papua Selatan.

Kehadiran PLBN tidak hanya mengubah tampilan fisik kawasan perbatasan menjadi lebih baik, tetapi juga meningkatkan semangat kebangsaan, kebanggaan, dan kepercayaan diri masyarakat Indonesia dalam hubungannya dengan negara tetangga.

“Dalam periode lima tahun ke depan yakni 2025-2029, PLBN harus bisa berubah terutama dari sisi kualitas sistem dan manajemen layanan,” tegasnya.

Wempi juga menegaskan ada beberapa poin penting yang harus ditetapkan. Pertama, aspek perekonomian daerah, yaitu perlunya penguatan rantai pasok logistik internal kawasan perbatasan, dan peningkatan nilai tambah kerajinan masyarakat perbatasan.

Kedua, pengelolaan PLBN meliputi peningkatan pemantauan dan pengelolaan layanan di setiap PLBN, serta penilaian risiko. Ketiga, kapasitas institusi dan personel di bidang imigrasi, bea cukai, dan karantina harus ditingkatkan. Keempat, mengimbau seluruh lapisan masyarakat di wilayah perbatasan untuk menjaga persatuan dan kesatuan.

“Setiap WNI yang tinggal di perbatasan harus bisa tampil di kawasan perbatasan sebagai simbol bangsa kita,” imbuhnya.

Tak hanya itu, menurut Wempi, pengelolaan perbatasan negara merupakan persoalan pemerintahan yang multifungsi dan kompleks. Oleh karena itu peran kerjasama dan pentahelix para pihak dalam pembangunan kawasan perbatasan sangat penting.

“Saya mengajak seluruh elemen bangsa untuk bahu-membahu memenuhi komitmen kita mewujudkan kesejahteraan Indonesia merata di seluruh pelosok negeri sebagaimana cita-cita para founding fathers,” tutupnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours