PLN Ajukan PMN Rp 3 Triliun pada APBN 2025, Buat Apa?

Estimated read time 3 min read

dlbrw.com, JAKARTA – PT PLN (Persero) berencana memasukkan modal negara (PMN) Rp 3 triliun dalam APBN 2025, Darmawan Prasodjo mengatakan, porsi PMN ini untuk sistem ketenagalistrikan desa. pada tahun 2025.

Dam Wan menjelaskan situasi di lapangan, agar sesuai dengan apa yang direncanakan. Investasi pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan di kawasan 3T (utara, terluar, miskin) 10 kali lebih mahal dibandingkan kawasan 3T. PLN menghitung tingkat pengembalian sistem kelistrikan pedesaan sekitar 2-3 persen.

Kata Pak Darmawan dalam debat Komite VI di gedung Majelis Nasional Senayan, Jakarta, Rabu (10/7/2024).

Ia menjelaskan, investasi penyambungan listrik ke rumah-rumah di wilayah non-3T berkisar Rp 2-2,5 juta per pelanggan. Saat ini di lokasi 3T di Jawa-Bali sekitar Rp 18,5 juta per pelanggan. Lokasi 3T di Suamtera-Kalimantan Rp 38,7 juta per pelanggan. Tingkat regional Sulawesi-Maluku-Nusa Tenggara rata-rata Rp35,3 juta per pelanggan.

Oleh karena itu, PLN menaikkan PMN pada tahun anggaran 2025 pada lingkup pembangunan elektrifikasi pedesaan dan mencapai angka elektrifikasi 100 persen. Dasarnya adalah Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2023 tentang Ketenagalistrikan. UU Ketenagalistrikan Nomor 30 Tahun 2009. Perpres Nomor 14 Tahun 2017 tentang Percepatan Pengembangan Sumber Daya Ketenagalistrikan (PIK). PP Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) periode 2020-2024.

Aturan ini harusnya jelas. Ya, menurut undang-undang, termasuk di dalamnya, kata Darmawan.

PLN sedang membangun peta jalan listrik pedesaan yang mencakup 35 provinsi, 192 kabupaten, 548 kelurahan, dan 1.092 desa. PLN telah mengubah proses yang sebelumnya manual menjadi proses digital berbasis ruang. Hal ini, kata Darmawan, membuat penghitungan menjadi lebih tepat dan akurat.

PLN telah membuat peta dasar Geospasial. Ini adalah implementasi proyek Lisdes di seluruh Indonesia. “Sudah selesai sepenuhnya, sampai selesai,” kata Darmawan.

Selain itu, PLN bekerja sama dengan seluruh wadah koordinasi pimpinan daerah (Forkopimda), serta pihak terkait lainnya. Tujuannya adalah untuk menyukseskan proyek Lisdes. Menurut Darmawan, ini bukan hanya sistem PLN saja, tapi sistem pemerataan nasional.

Untuk itu kami merekomendasikan proyek PMN Lisdes senilai Rp3 triliun pada tahun 2025 untuk mendukung target angka rumah berlistrik pada tahun 2027, ujarnya.

Alokasi PMN ini diyakini akan bermanfaat bagi 85.017 konsumen. Jumlah tersebut tersebar di 192 kecamatan, 548 kecamatan, 1.092 desa se-Indonesia. Pada tahun 2023, proyek Lisdes akan menggunakan anggaran sebesar Rp 4,75 triliun. Itu anggaran internal dari PLN. Kemudian pada tahun 2024, PLN mengalokasikan anggaran sebesar Rp1,47 triliun. Pendanaan juga berasal dari sumber internal.

Darmawan memaparkan dampak proyek Lisdes. Adanya lebih banyak kesempatan kerja, peningkatan layanan kesehatan masyarakat, lebih banyak peningkatan produksi di sektor kelautan. Kemudian meningkatkan kualitas pendidikan, meningkatkan produktivitas di sektor industri, meningkatkan produksi di sektor pertanian.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komite VI DPR RI Aria Bima mengatakan BUMN bisa mendapatkan PMN dari APBN untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan pemerintah. Tentu saja, ada situasi ideal yang bisa dicapai. Alasannya, kegiatan perusahaan publik harus memberikan manfaat bagi masyarakat.

Idealnya BUMN dapat menghasilkan keuntungan dan membagikan dividen untuk kepentingan pemerintah sebagai sumber dana untuk digunakan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, serta dapat menyerap dana APBN untuk kebutuhan BUMN, kata PDI Perjuangan. Anggota Parlemen. kelompok.

Oleh karena itu, Komite VI mendorong penggunaan PMN. Masing-masing unit bekerja di PMN. Forumnya lambat. Apa dasar permintaan ini? Jadi bagaimana cara menggunakannya hingga ke detail proyek yang dijalankan.

“Kalau proyeknya jelas, maka pelaksanaan proyeknya harus jelas, sehingga PMN tidak hanya berdampak pada perusahaan, tapi juga kemanfaatan masyarakat.”

Tujuannya, dalam rapat kerja dengan Menteri BUMN, komite VI bisa mengambil keputusan. Hal itu menjadi bagian dari laporan anggaran yang akan disampaikan Presiden pada 16 Agustus hingga 2024. 

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours