PLN canangkan ARED untuk capai kapasitas EBT 75 persen pada 2040

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – PT PLN (Persero) mencanangkan Program Cepat Pengembangan Energi Terbarukan (ARED) untuk mencapai kapasitas produksi energi baru terbarukan (EBT) hingga 75 persen atau sekitar 61,5 GW pada tahun 2040.

Senior Vice President Perencanaan Sistem Ketenagalistrikan PLN, Warsono, dalam webinar di Jakarta, Selasa, mengatakan ARED akan dicapai melalui pembangunan grid nasional – jaringan komunikasi yang menghubungkan pembangkit listrik EBT dan stasiun pemuatan.

Jaringan jaringan besar ini akan menggabungkan sumber energi terbarukan dari berbagai wilayah di Indonesia, seperti Sumatera dan Kalimantan, untuk mencari stasiun.

“Mengapa kita ingin membangun super grid di Indonesia? Karena terdapat konflik antara ketersediaan energi terbarukan dengan kebutuhan yang ditetapkan di Pulau Jawa, maka penting untuk membangun (super grid) karena sumber energi terbarukan ada di Indonesia. Sumatera dan Kalimantan,” ujarnya.

Selain menghubungkan sumber energi terbarukan, jaringan besar ini juga bertujuan untuk meningkatkan keandalan pasokan listrik, meningkatkan efisiensi energi, meningkatkan konektivitas antar pulau, dan mengurangi emisi karbon melalui peningkatan EBT dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

ARED dengan jaringan besar ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan listrik nasional hingga tahun 2040, dengan pembangunan pembangkit antara lain pembangkit listrik tenaga air, panas bumi dan EBT lainnya sebesar 31 GW, EBT terbarukan sebesar 8 GW, energi baru sebesar 2 GW, dan energi baru sebesar 2 GW. 20 GW gas.

Warsono mengatakan Green Enabled Super Grid akan mengatasi ketidakseimbangan antara supply dan demand, dengan mengerahkan EBT yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara untuk mencari peralatan.

“Misalnya listrik dari air atau pembangkit listrik tenaga air biasanya ada di pegunungan, sedangkan bebannya ada di pantai. Oleh karena itu, pendistribusian keluaran pembangkit (EBT) ke stasiun pemuatan menjadi penting,” kata Warsono.

PLN dan pemerintah berkomitmen untuk terus memperluas bauran energi bersih melalui sistem distribusi tenaga listrik komersial (RUPTL) dan sistem standar ketenagalistrikan nasional (RUKN).

Hingga tahun 2023, menurut statistik PLN, perkembangan produksi listrik mencapai 8.786 megawatt (MW), sedangkan rincian pembangkit listrik tenaga air (PLTA/PLTMH) mencapai 5.777 MW, pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) total 2.519 MW. MW, dan sisanya berasal dari tenaga surya (PLS), angin (PLTB), dan biomassa.

Berdasarkan data Dewan Energi Nasional (DEN), persentase bauran energi pada tahun 2023 masih didominasi batubara sebesar 40,46 persen, disusul bensin (30,18 persen), gas bumi (16,28 persen), dan EBT sebesar 13,09 persen.

Pemerintah menargetkan peningkatan EBT nasional menjadi 19,49 persen pada tahun 2024 dan 23 persen pada tahun 2025.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours