PLN EPI kembangkan inisiatif energi bersih sektor ketenagalistrikan

Estimated read time 3 min read

Jakarta (Antara) – PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) sedang mengembangkan beberapa inisiatif energi bersih untuk memenuhi kebutuhan sektor energi sebagai bagian dari komitmennya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).

“PLN EPI mendukung PLN Holding dalam menegaskan kembali komitmennya untuk menyelesaikan transisi energi untuk mencapai net zero emisi (NZE) pada tahun 2060. Dampak dari berbagai inisiatif PLN untuk mengurangi 3,7 miliar ton CO2e akan membuahkan hasil,” kata Direktur Utama PLN EPI Ivan Agung. . Jakarta dan Fustantara dalam keterangannya, Selasa.

Selama 4 tahun terakhir, kata Ivan, PLN membatalkan rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 13,3 gigawatt (GW) yang sebelumnya masuk dalam Rencana Niaga Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).

PLN mengganti PLTU batubara 800 MW dengan pembangkit listrik berbahan bakar gas dan mengakhiri Perjanjian Jual Beli Listrik (PPA) PLTU batubara 1,3 GW.

Ivan mengatakan PLN juga berkomitmen mempercepat transisi energi dengan meluncurkan program Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan (ARED).

Melalui ARED, PLN membangun sistem distribusi listrik nasional melalui green supergrid. Hal ini menjadikan jaringan listrik Indonesia yang sebelumnya terisolasi antar pulau, menjadi saling terhubung dan dapat memaksimalkan potensi energi terbarukan berskala besar yang selama ini belum dimanfaatkan. Kapasitas pasokan listrik EBT akan meningkat dari 22 GW menjadi 61 GW.

Kemudian, untuk mengatasi permasalahan sumber daya EBT, PLN juga membangun smart grid dengan pembangkit listrik pintar dan pembangkit fleksibel yang dilengkapi smart transmisi, smart distribution, smart control center, dan smart meter. Melalui ARED, 75 persen penambahan kapasitas berasal dari EBT dan 25 persen dari gas alam.

“PLN akan mengandalkan LNG untuk mengkompensasi berkurangnya produksi atau pasokan gas pipa untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional,” kata Ivan.

Ivan mencatat, penggunaan gas melalui LNG akan meningkat dari waktu ke waktu menjadi 69 persen pada tahun 2040 dari pangsa saat ini sekitar 55 persen.

Secara terpisah, Direktur Gas dan Bahan Bakar PLN EPI Rahmad Dewanto mengatakan pada 4th Indo Pacific LNG Summit Bali 2024 bahwa inisiatif untuk mempromosikan energi bersih telah dicapai melalui pengembangan hidrogen hijau.

“PLN berada di garis depan pengembangan hidrogen hijau di Indonesia, menciptakan ekosistem hidrogen global,” kata Rahmad.

Dia menjelaskan, PLN berada pada posisi yang baik untuk memenuhi permintaan dan pasar ekspor hidrogen yang terus meningkat di Indonesia.

Dengan keunggulan dari sisi produksi dan pasokan, PLN berpotensi berpartisipasi aktif dalam pengembangan rantai pasokan hidrogen di Indonesia.

Hingga saat ini, PLN telah menciptakan ekosistem hidrogen hijau yang komprehensif. PLN telah memiliki pembangkit listrik tenaga panas bumi, pembangkit listrik tenaga surya, dan 22 pembangkit produksi hidrogen hijau (GHP) yang menggunakan sertifikat energi terbarukan.

Dari 22 GCP, PLN mampu memproduksi 203 ton green hydrogen per tahun. dimana 75 ton hidrogen digunakan untuk kebutuhan produksi pabrik. Sedangkan 128 ton bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan lain, termasuk mobil hidrogen.

Selain GHP, PLN juga memiliki hydrogen refueling station (HRS) atau stasiun pengisian bahan bakar hidrogen untuk mobil yang berlokasi di Sanyang, Jakarta. HRS yang dibuka pada Februari 2024 ini merupakan HRS pertama di Indonesia.

Mengembangkan ekosistem hidrogen hijau, PLN saat ini sedang menjalankan proyek percontohan untuk mengubah kelebihan produksi hidrogen hijau menjadi amonia hijau untuk program co-firing PLTU PLN.

Rahmad mengatakan, amonia hijau yang dihasilkan akan digunakan sebagai bahan bakar co-combustion di PLTU Labuan.

Komitmen pengembangan ekosistem hidrogen bersih terus berlanjut dengan PLN EPI yang merupakan amanah PLN untuk mendorong penggunaan hidrogen sebagai energi bersih sejalan dengan komitmen NZE 2060 mendatang, kata Rahmad.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours