PLN IP Manfaatkan Limbah Racik Uang Kertas untuk Cofiring PLTU Bengkayang

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – PLN Indonesia Power (PLN IP) melanjutkan program pemanfaatan biomassa Uang Bank Racik sebagai bahan bakar memasak batu bara di Unit Usaha Pembangkitan (UBP) Singkawang – PLTU Bengkayang, Kalimantan Barat.

Program yang sama sebelumnya juga dilaksanakan di PLTU Adipala, Cilacap, Jawa Tengah. Upaya pembangkit listrik tenaga batu bara ini merupakan salah satu upaya PLN dalam mendukung percepatan transisi energi dan pencapaian tujuan net zero emisi (NZE) tahun 2060.

Direktur Utama PLN IP Edwin Nugraha Putra mengatakan pihaknya akan terus melakukan inovasi dalam penerapan program cofiring, yakni pemanfaatan biomassa sebagai bahan bakar PLTU, dan salah satunya memanfaatkan limbah uang kertas.

“Kami selalu mencari kemajuan dalam pemanfaatan biomassa untuk menggerakkan PLTU, seperti pemanfaatan limbah uang kertas yang sebelumnya dibakar untuk memusnahkannya, kini berguna sebagai pengganti batu bara,” kata Edwin dalam keterangan tertulisnya, Minggu (22/2/). 20) 6/2024).

Pemanfaatan limbah pengolahan uang kertas ini merupakan bentuk kerjasama antara PLN Indonesia Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Singkawang dengan Bank Indonesia Wilayah Kalimantan Barat.

Kerja sama ini tercapai ketika dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara PLN IP UBP Singkawang dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Kalimantan Barat mengenai pemanfaatan LRUK sebagai bahan bakar alternatif.

Manajer Unit UBP Singkawang Slamet Muji Raharjo mengatakan, bersamaan dengan kegiatan MoU tersebut juga dilakukan penyerahan perdana LRUK sebanyak 9 ton ke PLTU Bengkayang untuk uji pencairan. Penggunaan biomassa pada proses perakitan PLTU Bengkayang pada Mei 2024 telah mencapai 4%. Sehingga diharapkan banyak peluang pemenuhan kebutuhan PLTU Bengkayang yang bisa dikolaborasikan dengan banyak pihak.

Kebutuhan bahan baku corning PLTU Singkawang masih sangat tinggi. Pemanfaatan LRUK sebagai bahan bakar energi alternatif PLTU memerlukan kerjasama yang baik antara kedua pihak, kata Slamet.

Slamet mengatakan pengumpulan limbah uang kertas merupakan upaya penurunan emisi dengan memanfaatkan energi terbarukan sebagai salah satu cara mempercepat transisi energi dan dekarbonisasi nasional. Di sisi lain, pemanfaatan limbah uang kertas juga merupakan salah satu bentuk program Waste to Energy.

“Pemanfaatan limbah uang kertas sebagai sumber energi hijau sekaligus mengatasi permasalahan limbah uang kertas menjadi salah satu jawaban terhadap kebutuhan energi terbarukan dan semangat zero waste,” jelasnya.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Kalimantan Barat Nur Asyura Anggini Sari mengatakan kerja sama BI dengan PLN Indonesia Power merupakan bentuk komitmen mendukung transisi energi, sejalan dengan upaya mencapai tujuan NZE 2060.

“Penyediaan limbah uang kertas untuk pendaftaran PLTU Bengkayang ini merupakan bentuk kerja sama antara Bank Indonesia dan PLN dalam upaya mencapai tujuan NZE 2060,” tutupnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours