PLN IP manfaatkan limbah uang kertas untuk cofiring PLTU Bengkayang

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – PT PLN Indonesia Power (PLN IP) memanfaatkan uang kertas bekas (LRUK) sebagai bahan bakar pengganti (co-firing) batu bara di Unit Usaha Pembangkitan (UBP) Singkawang-PLTU Bengkayang, Kalimantan Barat.

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, mengatakan penggunaan LRUK di PLTU Bengkayang, setelah berhasil diterapkan di PLTU Adipala, Cilacap, Jawa Tengah, merupakan salah satu upaya perseroan untuk mendukung percepatan. transisi energi dan mengupayakan emisi nol bersih (NZE) pada tahun 2060.

Menurutnya, PLN Indonesia Power terus melakukan inovasi dalam penerapan program co-firing yaitu pemanfaatan biomassa sebagai bahan bakar batubara di PLTU, salah satunya penggunaan LRUK.

“Kami selalu mencari terobosan pemanfaatan biomassa untuk menggerakkan PLTU, seperti penggunaan LRUK yang tadinya hanya dibakar untuk dimusnahkan, kini bisa digunakan sebagai pengganti batu bara,” kata Edwin.

Penggunaan LRUK ini merupakan bentuk kerja sama antara PLN Unit Bisnis Pembangkitan Indonesia (UBP) Singkawang dengan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat.

Kerjasama tersebut diwujudkan melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara PLN IP UBP Singkawang dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat mengenai pemanfaatan limbah daur ulang uang kertas (LRUK) sebagai bahan bakar alternatif.

MoU tersebut ditandatangani oleh Manajer Unit UBP Singkawang, Slamet Muji Raharjo, dan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat, Nur Asyura Anggini Sari.

Slamet Muji Raharjo mengatakan, bersamaan dengan kegiatan MoU tersebut, dilakukan pengiriman perdana LRUK sebanyak sembilan ton ke PLTU Bengkayang untuk uji coba koinsinerasi.

Pemanfaatan biomassa proses co-firing PLTU Bengkayang pada Mei 2024 sudah mencapai empat persen, sehingga diharapkan akan banyak peluang untuk memenuhi kebutuhan PLTU Bengkayang yang akan bekerjasama dengan banyak pihak.

Kebutuhan bahan baku co-firing PLTU Singkawang masih sangat tinggi. Pemanfaatan LRUK sebagai bahan bakar energi alternatif PLTU memang memerlukan kerja sama yang baik antara kedua pihak, ujarnya.

Menurut Slamet, cofiring LRUK merupakan upaya penurunan emisi dengan memanfaatkan EBT sebagai sarana percepatan transisi energi dan dekarbonisasi nasional.

Di sisi lain, pemanfaatan LRUK juga merupakan salah satu bentuk program sampah menjadi energi.

“Pemanfaatan LRUK sebagai sumber energi ramah lingkungan sekaligus mengatasi permasalahan limbah uang kertas menjadi salah satu jawaban terhadap kebutuhan EBT dan semangat zero waste,” tutupnya.

Nur Asyura Anggini Sari mengatakan kemitraan BI dengan PLN Indonesia Power merupakan wujud komitmen mendukung transisi energi sejalan dengan upaya mencapai tujuan NZE 2060.

“Penyediaan LRUK untuk co-firing PLTU Bengkayang ini merupakan wujud sinergi antara Bank Indonesia dan PLN sebagai upaya mencapai target net zero emisi pada tahun 2060,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours