Polisi gandeng ahli telematika usut CCTV “bullying” Binus School

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Polisi bekerja sama dengan pakar televisi meninjau rekaman CCTV kasus perundungan di Sekolah Binus, Jakarta Selatan untuk penyelidikan lebih lanjut. “Kami akan meminta keterangan kepada semua pihak, termasuk ahli kriminalitas dan ahli telepon seluler, apakah benar tidak ada perubahan pada alat bukti yang diberikan, seperti sistem CCTV,” kata Kepala Suku Dinas Humas Metro Jakarta Selatan. POLISI. AKP Nurma Devi. , kepada wartawan di Jakarta, Selasa.

Nurma mengatakan, polisi akan memastikan apakah anak tersebut telah diperkosa. Pihaknya meminta para ahli menjelaskan sejumlah bukti. Dipastikan tidak ada perbedaan antara rekaman CCTV yang diambil polisi dengan yang diambil dari Binus School. Baca juga: Tips Melindungi Anak dari Kekerasan “Tidak ada bedanya, sama saja. Tapi yang jelas penyidik ​​sedang mencari bukti-bukti yang bisa menjelaskan kejadian sebenarnya,” ujarnya.

Kemudian, selain CCTV, para ahli ini juga akan menganalisis hasil autopsi yang menjadi bukti untuk memperjelas permasalahan tersebut.

Polisi sejauh ini telah mencari keterangan dari 18 saksi yang akan kembali diwawancarai untuk terus mengusut kasus penganiayaan terhadap perempuan tersebut.

Rencananya seluruh saksi yang diperiksa akan diperiksa kembali, ujarnya.

Polisi sebelumnya telah memastikan bahwa pelaku pembullyan Sekolah Binus di Jakarta Selatan bukanlah anak seorang pimpinan atau pejabat partai politik. Baca juga: Orang Tua Bisa Lakukan Ini Jika Anaknya yang Melakukan Bullying. Penganiayaan tersebut terjadi di sekolah tersebut pada Selasa (30/1) dan dilaporkan ke Polres Metro Jakarta Selatan oleh empat orang yang diperiksa berinisial K, L, C, dan K keesokan harinya, yakni Rabu (31 Januari).

Cerita ini bermula dari RE yang melaporkan dirinya dipukuli dan dianiaya oleh tiga orang saat ada 30 orang yang menonton.

Pihak Binus School mengatakan tidak ada tanda-tanda perundungan dan disepakati kebangkrutan satu orang.

Kini semua anak yang mengikuti permainan satu lawan satu, termasuk yang menonton, akan dihukum.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours