Polisi Gencar Gerebek Sarang Narkoba di Jakarta, Anggota DPR Beri Saran Ini

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Kepolisian Republik Indonesia melakukan aksi teror di sejumlah wilayah yang diduga menjadi tempat peredaran dan penyalahgunaan narkoba. Langkah Polri atas hilangnya kawasan yang diduga ‘kota narkoba’ itu dinilai sudah cukup.

Diketahui, pada Sabtu (13/7/2024), Polres Metro Jakarta Utara berhasil menangkap drone yang menyerang Desa Muara Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Penggerebekan ini merupakan bagian dari Operasi Nila Jaya yang dilakukan untuk memberantas peredaran narkoba dan narkotika di desa tersebut.

Beberapa hari kemudian, saat toko obat dibawa ke Kampung Boncos, Palmerah, Jakarta Barat, polisi akan melakukan penggerebekan. Dari lokasi tersebut, polisi menyita sejumlah barang bukti lainnya, termasuk kumpulan sabu dan peluru kendali (sajam).

Wakil Ketua III DPR Ahmad Sahroni mengungkapkan kebahagiaannya atas kerja besar yang dilakukan Polri. Anggota DPR dari daerah pemilihan DKI Jakarta III yang meliputi Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Kepulauan Seribu itu menilai, langkah Polri membersihkan kawasan yang diduga “kampung narkoba” itu sudah tepat.

Sahroni mengatakan, “kota narkoba” ini telah menjadi masalah tersembunyi di Jakarta. Sebagai warga Jakarta, ia sangat khawatir. “Isu penggunaan narkoba di Kampung Bahari sudah ada sejak tahun 2013, 11 tahun yang lalu, saat itu dia bahkan belum menjadi anggota DPR, dan setiap tahun akan diserang polisi, tahun 2022, tahun 2023, tetapi tahun 2023. besoknya dia kerja lagi, seolah-olah tidak takut dengan aparat, kata Sahroni, Kamis (18/7/2024).

Menurut Sahroni, para pengedar dan pengedar narkoba mengungkapkan bahwa mereka beroperasi dengan cara yang canggih. Oleh karena itu, saya kira perlu ada kegigihan lebih untuk menyelesaikan situasi ini, jangan dibiarkan terus-menerus, kalau tidak masyarakat akan semakin khawatir dan mulai berspekulasi, ujarnya.

Sahroni meminta Polda Metro Jaya mengambil langkah nyata untuk menghubungkan kawasan tersebut. Menurut dia, selain menangkap mereka, polisi, Badan Narkotika Nasional (BNN), dan pihak terkait lainnya juga perlu menyadarkan masyarakat yang terjangkit penyakit tersebut.

“Membuat program insentif bagi warga untuk berhenti bergantung pada narkoba. Atau UMKM, pelatihan keterampilan, atau apa pun. Karena meskipun menangkap dan memusnahkan barang bukti itu baik, namun tetap tidak menyelesaikan masalah dalam jangka panjang,” ujarnya.

Yang perlu kita lakukan, kata Sahroni, adalah menghilangkan akar permasalahannya. “Untuk mengubah perilaku masyarakat, menjauhkan mereka dari ketergantungan narkoba, baik secara fisik maupun finansial. Kalau masih ada yang berani, hukumnya akan tegas,” ujarnya.

Menurut Sahroni, masyarakat di daerah ini tidak hanya bergantung pada tampilan penggunaan narkoba, tapi juga pada uang yang dijual.

“Karena di sana sudah menjadi kebiasaan buruk, kebiasaan buruk, dulunya mereka membeli makanan dan obat-obatan, ini yang harus kita ubah jika ingin menyelesaikan masalah ini,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours