Polisi London tahan pria yang lakukan hinaan rasis ke sopir bus Muslim

Estimated read time 2 min read

London (ANTARA) – Polisi Metropolitan London menangkap seorang pria karena melakukan pelecehan rasial dan meludahi seorang sopir bus Muslim di London.

Polisi metropolitan kemudian mengeluarkan pernyataan yang mengidentifikasi pria tersebut sebagai Michael Mongan, 39 tahun.

Mongan langsung ditemukan dan ditangkap pada Jumat (9/8). Ia didakwa melanggar UU Rasisme dan Ujaran Kebencian. kata ceritanya.

Rekaman yang diposting di media sosial pada hari Kamis menunjukkan pria tersebut meludahi pengemudi sambil melontarkan hinaan Islamofobia, menyebutnya sebagai “teroris Muslim” dan mengumpat.

Ia pun meminta sopir bus turun sambil menggedor-gedor kaca pelindung.

Pernyataan itu mengatakan Mongan, dari Ealing, London timur, mengaku bersalah di Pengadilan Uxbridge Crown pada hari Sabtu.

Dia akan tetap ditahan sambil menunggu hukuman di pengadilan yang sama pada Selasa, 13 Agustus.

“Saya berharap respons cepat dari petugas kami mengirimkan pesan yang jelas bahwa kami mengambil tindakan dan menjaga informasi mengenai mereka yang melakukan hal ini,” kata Detektif Inspektur Jonathan Potter, dari Komando Kepolisian Jalan dan Transportasi.

“Saya senang Mongan segera diadili dan kini menghadapi konsekuensi atas tindakannya,” tambahnya.

Kekerasan rasial terjadi ketika Inggris berada dalam kekacauan selama berhari-hari, dengan ekstremis sayap kanan meningkatkan kekerasan dengan pesan-pesan rasis dan Islamofobia yang menargetkan Muslim, kelompok minoritas, dan imigran.

Kehebohan ini dipicu oleh klaim palsu yang beredar online bahwa pria yang diduga menikam tiga anak di Southport pada tanggal 29 Juli adalah seorang pencari suaka Muslim.

Meskipun pihak berwenang mengidentifikasi pelakunya sebagai Axel Rudakubana, seorang anak laki-laki berusia 17 tahun yang lahir di Cardiff dari orang tua asal Rwanda, tidak banyak yang dilakukan untuk menghentikan kelompok sayap kanan.

Pada Kamis (8/9), 483 orang ditangkap dan 149 didakwa terkait kekerasan di kota-kota di Inggris.

Sumber: Anadolu

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours