Polisi tembakan “water canon” ke massa aksi di Gerbang Pancasila

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Polisi menembakkan meriam air pada aksi unjuk rasa RUU Pilkada 2024 di belakang Gedung DPR/MPR RI, tepat di Gerbang Pancasila, Jalan Glora, Jakarta Pusat, Kamis pukul 17.29 WIB.

Berdasarkan pantauan di lokasi, sejumlah masyarakat yang keluar dari depan gedung DPR/MPR RI tiba di kawasan Gerbang Pancasila sekitar pukul 17.27 WIB. Disusul bentrokan antara barikade besi polisi dengan pengunjuk rasa, dan pada pukul 17.29 WIB, polisi menembakkan meriam air ke arah pengunjuk rasa.

Usai penundaan, pengunjuk rasa melanjutkan aksinya. Berbagai macam barang seperti botol plastik dilemparkan ke arah barikade polisi.

“Teman kita mundur, salah satu teman kita mundur, wah, salah satu teman kita mundur,” teriak beberapa pengunjuk rasa dari luar Gerbang Pancasila kepada massa aksi yang berada di dalam Gerbang Pancasila.

Akibat kekacauan yang memanas, meriam air ditembakkan ke arah pengunjuk rasa lebih dari enam kali.

“Revolusi, revolusi, revolusi”, teriak massa yang memprotes barikade besi polisi.

Sebelumnya, Gedung DPR RI dirobohkan polisi dengan barikade besi di belakang gedung setelah salah satu gerbang Pancasila dirusak massa aksi RUU Pilkada 2024.

Di lokasi, terlihat sejumlah warga memindahkan gapura yang roboh ke tengah teras depan Gerbang Pancasila lalu memasangnya tegak lurus Jalan Glora sekitar pukul 16.38 WIB.

Kemudian massa yang awalnya berdiri di luar pintu gerbang, akhirnya masuk ke dalam gerbang Pancasila dan terus didesak oleh besi barikade polisi.

Abu dan asap api yang dinyalakan para pemogok pun ikut hanyut meninggalkan tapak kaki para demonstran.

Diumumkan, Rapat Paripurna Ketiga RP RI Masa Sidang I Tahun 2023-2024 digelar dengan agenda pengesahan Rancangan Undang-Undang “Tentang Pemilihan Kepala Daerah” (RUU Pilkada) yang diperkirakan akan diadakan. pada hari Kamis pagi. rapat dijadwalkan ulang karena jumlah peserta tidak memenuhi kuorum.

Pilkada menyebut RUU tersebut menuai pro dan kontra setelah sempat dibahas DPR RI pada Rabu (21/8). Sebab, pembahasan tersebut dinilai tidak sesuai dengan keputusan Mahkamah Konstitusi yang diambil pada Selasa (20/8) tentang syarat menjadi calon kepala daerah.

Sejumlah elemen masyarakat pun beraksi di gedung DPR RI dan MK untuk menolak rencana pengesahan RUU Pilkada.

Polisi mengerahkan 2.975 personel untuk menjaga keamanan demonstrasi di dua wilayah, yakni di Gedung MK dan di MPR/DPR RI.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours