Pompanisasi untuk ketahanan pangan nasional

Estimated read time 4 min read

Jakarta (ANTARA) – Petani di Dusun Sangiran, Desa Krendowahono, Kecamatan Gondangrejo, Daerah Karanganyar, Jawa Tengah kini menaruh harapan baik.

Program pipanisasi yang saat ini sedang dipopulerkan pemerintah, memberikan harapan bahwa meski di musim kemarau, hasil panen bisa meningkat dari satu menjadi dua atau lebih per tahun.

Setu Wibowo, petani asal Desa Krendowahono mengatakan: “Kami berharap bisa panen dua atau tiga kali dalam setahun.

Sementara itu, Isal, seorang petani di kawasan Kasusuwa, Sulawesi Selatan, mengatakan kebutuhan air sangat mendesak karena di wilayahnya belum ada hujan untuk mengairi sawahnya di pegunungan.

Isal berterima kasih kepada pemerintah yang memastikan pasokan air melalui pompa atau pompa mencukupi pada waktu yang tepat.

Pemompaan merupakan program irigasi padi yang menggunakan sistem pipa untuk mengalirkan air dari sumber lain ke lahan pertanian untuk menjamin ketersediaan air pada musim kemarau.

Pemompaan memungkinkan petani mengairi lebih banyak bila diperlukan, menghindari dehidrasi tanaman, meningkatkan hasil dan menjaga kualitas panen. Hal ini sangat penting untuk menjaga pasokan pangan yang berdampak pada stabilitas harga pasar.

Disadari atau tidak, perubahan iklim merupakan tantangan besar bagi pertanian negara saat ini. Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki keunggulan besar di bidang pertanian, namun seringkali menghadapi tantangan seperti perubahan iklim, kekeringan dan ketimpangan air karena sistem irigasi tradisional yang seringkali tidak mencukupi, tergantung pada kondisi cuaca.

Pemompaan memungkinkan air dipompa dari sumber air terdekat seperti sungai, danau atau sumur gali ke lahan pertanian, sehingga mengurangi ketergantungan pada hujan.

Distribusi pompa

Pemerintah saat ini sedang aktif mendistribusikan pompa air ke seluruh Indonesia.

Saat ini, pemerintah telah mendistribusikan sekitar 25.000 unit pompa dari total 75.000 pompa di berbagai wilayah pertanian dengan kapasitas 8,5 hingga 18 PK.

Menurut statistik Kementerian Pertanian, pompa yang didistribusikan mampu menyuplai air ke area seluas minimal 500 hektar. Kalau kita hitung 500.000 hektar ini, mereka bisa menghasilkan 2,5-5 juta ton beras dengan rata-rata 5-10 ton per hektar. Hal ini tentu dapat mengurangi impor. Tercatat pada Januari hingga Mei 2024, interpretasi beras impor mencapai 2,2 juta ton.

Presiden Indonesia Joko Widodo berharap perluasan program pompa dapat memberikan manfaat yang besar, terutama bagi pasokan pangan tanah air, mengingat saat ini banyak negara yang menghadapi penurunan produksi beras akibat kekeringan.

Presiden mengatakan, negara-negara yang dulu mengekspor beras ke luar negeri kini memanfaatkannya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (Mentan) menyatakan program penyemprotan hanya merupakan solusi cepat mengatasi permasalahan kekeringan yang terjadi pada tahun ini.

Berdasarkan data Badan Meteorologi Nasional (BMKG), cuaca panas dan kering diperkirakan terjadi pada Juli, Agustus, September, dan Oktober.

Berdasarkan hal tersebut, Menteri Pertanian berharap program irigasi ini tidak hanya menyelesaikan masalah kekurangan air dan pasokan air di musim panas, tetapi juga meningkatkan produksi tanaman dan produksi pertanian di musim gugur mendatang, sehingga meningkatkan taraf hidup para petani. .

Tentu saja keadaan ini berdampak besar terhadap perekonomian pedesaan. Jika petani memiliki pendapatan yang stabil atau meningkat, terdapat peluang untuk mengembangkan teknologi pertanian yang lebih baik, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan produksi pertanian.

Upaya pemerintah

Untuk meningkatkan program penyemprotan, Kementerian Pertanian bergerak cepat untuk meningkatkan kerja sama dengan gubernur dan pejabat agar padi kering yang tersedia dapat dibudidayakan secepatnya.

Kerja sama dengan pihak berwenang setempat penting untuk memastikan bahwa pompa air didistribusikan sebagaimana mestinya dan sesuai dengan kebutuhan setempat.

Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian (Mendagri) pun meminta para pemimpin daerah segera melakukan investigasi langsung terhadap pompa yang disediakan Kementerian Pertanian. Ia ingin pompa yang didistribusikan bisa lebih efisien untuk produksi pangan nasional.

Selain itu, Kementerian Pertanian juga berkolaborasi dengan kementerian/kementerian lain, salah satunya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk memperkuat program tersebut.

PUPR juga berperan penting dalam menyediakan infrastruktur yang diperlukan untuk program pemompaan. Mentan mengamini dirinya berkolaborasi dengan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono untuk membantu perbaikan perairan pertanian di banyak daerah melalui perbaikan irigasi.

Selain pendistribusian pompa, Kementerian Pertanian juga memberikan pelatihan dan pendampingan kepada petani dalam penggunaan pompa secara efisien dan efektif, termasuk menjaga kualitas air yang baik.

Departemen Pertanian secara berkala melakukan pemantauan dan evaluasi penggunaan pompa air untuk menjamin kelancaran program dan manfaat yang maksimal.

Program penyemprotan merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi permasalahan petani di bidang pertanian.

Dengan rencana ini, mereka berharap dapat meningkatkan produksi pertanian, mendukung produksi pangan nasional, dan mengurangi dampak negatif perubahan iklim terhadap sektor pertanian.

Dengan dukungan berkelanjutan dari pemerintah dan partisipasi aktif para petani, program pemompaan dapat menjadi pilar penting dalam menjamin ketahanan pangan Indonesia yang berkelanjutan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours