Potensi lahan sawit untuk tanaman pangan 1 Juta ha/tahun

Estimated read time 2 min read

JAKARTA dlbrw.com – Perkebunan sawit termasuk lahan yang mampu mengembangkan tanaman pangan hingga 1 hingga 1,5 juta hektar/tahun.

Bapak Kacuk Sumarto, Direktur Industri Kelapa Sawit Indonesia (RSI), mengatakan: Ada dua cara untuk menanam kelapa sawit: produksi sebagai komoditas berupa kelapa sawit, selain sumber daya lahan yang dapat ditanami dengan tanaman lain. dibandingkan minyak atau pangan atau energi terbarukan. .

“Indonesia saat ini dan masa depan mempunyai permasalahan serius terkait kecukupan pangan dan energi. Perkebunan kelapa sawit bisa mengatasi permasalahan tersebut tanpa perlu membuka lahan baru,” ujarnya di Jakarta, Selasa.

Ia menambahkan, setiap tahunnya bisa ada sekitar 1 juta hektar dari arah budidaya kelapa sawit yang bisa dimanfaatkan untuk menanam tanaman non-minyak atau tanaman yang menghasilkan pangan atau energi terbarukan.

Hitungannya, total meas di Indonesia saat ini, menurut Badan Pusat Statistik (BPS), berjumlah 16,2 juta. Pada saat yang sama, perpanjangan oli manual adalah 25 tahun, sedangkan program pembaruan tahunan sekitar 648.000.

Lahan garapan setiap tahunnya pada musim hujan sebesar 240 persen dari 648.000 hektar atau sekitar 1,5 juta hektar, sedangkan pada saat tidak hujan 140 persen atau sekitar 1 juta hektar.

Produksi tahunan dari lahan ini jika gandum ditanam mencapai 8 juta ton (tanpa musim gugur), sedangkan lahan kering bisa mencapai 12 juta ton.

Jika lahan mentimun mempunyai kapasitas produksi hingga 45 juta ton/tahun (tidak berkurang), namun jika lahannya dataran maka dapat menghasilkan hingga 70 juta ton.

Jika ditanam kedelai jenis Grobogan, produksinya akan mencapai 2,9 juta ton, sedangkan potensi produksinya 4,5 juta ton per tahun.

Kalau tanam jagung dapat 8 juta ton (kalau tidak turun), kalau tidak turun bisa mencapai 12,4 juta ton per tahun.

Pak Kacuk menambahkan, budidaya gandum, jagung, singkong, dan kedelai dilakukan di perkebunan sawit PT Paya Pinang di Sumatera Utara.

Menurut dia, permasalahan utama terkait gagasan menyatukan lahan untuk menanam kelapa sawit pada masa budidaya adalah pertanyaan siapa yang akan mengangkut produk tersebut atau siapa yang akan membeli produk tersebut.

Ia melanjutkan, peran pemerintah diperlukan agar Perum Bulog bisa berkembang dalam proyek-proyek tersebut.

Namun, jika tidak ada pihak yang mau menanggapinya dengan serius, ia menyarankan masyarakat sekitar kebun untuk memanfaatkan hasil tersebut.

Dengan ide ini, menurutnya masyarakat sekitar kebun akan mendapatkan ketahanan pangan dan kemandirian. Selain itu, mereka akan mendapatkan harga yang lebih murah karena biaya transportasi dan masyarakat sekitar yang mempunyai aktivitas ekonomi.

Menurutnya, gagasan ini mempunyai dua dampak, karena akan menggairahkan perekonomian di pedesaan.

Ia mengatakan, dengan efektifnya pemanfaatan lahan sawit untuk menjamin kemandirian pangan, maka tidak perlu dilakukan pembukaan lahan baru.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours