PPATK Klaim Sudah Kirim Laporan PPDS Undip ke KPK Sejak 2022 Tapi Dicueki

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengaku telah mengirimkan laporan analisis Program Pelatihan Profesi Dokter (PPDS) Universitas Diponegoro (Undip) tahun 2020 ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Namun laporan tersebut kabarnya diabaikan atau diabaikan.

Hal itu terungkap saat Wakil Direktur Pencegahan dan Pengawasan KPK Pahala Nainggolan diperiksa Ketua PPATK Ivan Yustiavandana saat tes wawancara Ketua KPK.

“Pernyataan Pak Pahala menarik. ‘Akan lebih baik jika semua orang saling melapor.’ Saya berkomentar bahwa itu bagus. Namun kenyataannya banyak laporan PPATK yang diabaikan.” Ivan dari Kementerian Luar Negeri mengatakan: Sekretariat, Jakarta, Rabu (18 September 2024).

Ivan pun mencontohkan beberapa kasus besar yang terjadi belakangan ini. Termasuk dugaan pelecehan berupa pungutan biaya yang dibebankan kepada mahasiswa baru PPDS Undip.

“Tuan, Anda memahami kejadian baru-baru ini. Saat saya cek detail laporannya, ternyata banyak orang yang sudah menjadi anggota KPK. Kemudian pada tahun 2022, Undip melaporkan PPDS di kampus lain yang sistematis. Pertama mereka bunuh diri lalu kita balas, begitukah?” tanya Ivan.

Menanggapi pertanyaan Ivan, Pahala Nainggolan mengaku laporan PPATK sangat membantu KPK dalam mengungkap kasus tersebut. Ia memaparkan kasus seperti Rafael Alun Trisambodo dan Andhi Pramono yang terungkap berkat laporan PPATK.

Meski demikian, Pahala mengakui terdapat kesalahan koordinasi dalam penanganan laporan yang disampaikan dari PPATK ke KPK. “Jadi harus saya akui, bukan hanya pada periode ini, tapi juga pada periode-periode sebelumnya, laporan PPATK selalu ada dimana-mana dan sudah ada pembicaraan tentang gugus tugas. Kalau saya terpilih, saya jamin laporan PPATK saya juga begitu. “Harus dijadikan prioritas,” jelasnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours