Prancis lakukan penyelidikan perundungan siber terkait laporan Khelif

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Prancis meluncurkan penyelidikan terhadap cyberbullying setelah ada keluhan dari petinju Aljazair Iman Khalif, yang menjadi inti perselisihan gender di Olimpiade Paris 2024, AFP melaporkan, Kamis.

Perselisihan tersebut dengan cepat menjadi topik hangat di luar ring, dengan politisi dan selebriti termasuk Donald Trump dan Elon Musk.

Jaksa di Paris mengatakan pada Selasa (13/8) waktu setempat bahwa mereka telah meluncurkan penyelidikan terhadap “pelecehan elektronik” setelah konflik gender yang menjadi peristiwa besar di Olimpiade.

Pengacara Khalifa, Nabil Boodai, mengatakan pekan lalu bahwa juara Olimpiade itu mengeluhkan pelecehan online.

Dia menambahkan: “Penyelidikan akan menentukan siapa yang berada di balik kampanye misoginis, rasis dan seksis ini, tetapi juga harus mempertimbangkan siapa yang menghasut mereka untuk mendapatkan hukuman (yang pantas).”

Direktorat Pusat Pemberantasan Kejahatan terhadap Kemanusiaan dan Kejahatan Kebencian ditugaskan untuk melakukan penyelidikan.

Menurut majalah Variety, pengaduan tersebut mengatasnamakan pengusaha miliarder Musk dan penulis Harry Potter JK Rowling.

Mantan Presiden AS Trump, yang merupakan calon presiden dari Partai Republik pada pemilihan presiden 2024, juga akan menjadi bagian dari penyelidikan, kata Variety.

Kontroversi seksual yang dilontarkan Khalifa muncul setelah dia mengalahkan petenis Italia Angela Carini dengan dua pukulan keras di hidung hanya dalam waktu 46 detik.

Trump mengatakan dia akan “menjauhkan laki-laki dari olahraga wanita” dan pasangannya J.D. Vance menggambarkan pertarungan itu sebagai “seorang pria dewasa mengalahkan seorang wanita dalam pertandingan tinju.”

Rowling juga menanggapinya dengan mengatakan di X bahwa Olimpiade Paris “akan selamanya dirusak oleh ketidakadilan kejam yang diderita Carini.”

Di sisi lain, Khalif mengatakan dirinya seorang perempuan.

“Saya terlahir sebagai perempuan, menjalani hidup saya sebagai perempuan dan berkompetisi sebagai perempuan,” ujarnya.

“Mereka membenci saya dan saya tidak tahu kenapa,” kata Khalif tentang Federasi Tinju Internasional, yang mengecualikannya dari turnamen tahun lalu.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours