Prangko NFT pertama di Indonesia diluncurkan di Hari Bhakti Postel

Estimated read time 2 min read

Bandung, Jawa Barat (ANTARA) – Non-fungible token (NFT) pertama di Indonesia diluncurkan bersamaan dengan peringatan Hari Bhakti Postel (Pos dan Telekomunikasi) ke-79 di PT Pos Indonesia di Bandung, Jawa Barat pada Jumat.

Untuk peluncurannya, sampul token NFT hari pertama ditandatangani oleh Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria, CEO Asosiasi Operator Jaringan Telekomunikasi (Apjatel) dan Jerry Mangasas, direktur Swandy. PT. . Indonesia Post Faizal Rochmad Djoemadi.

Dalam wawancara usai acara, Nezar menyampaikan bahwa peluncuran token NFT ini merupakan terobosan baru bagi PT Pos Indonesia dalam memanfaatkan teknologi blockchain untuk mendukung perkembangan ekonomi digital.

“Ini salah satu kemajuan PT Pos Indonesia dalam pembuatan prangko NFT ya, dan menurut saya ini salah satu langkah awal memasuki ekonomi digital,” kata Nezar.

Ia berharap langkah tersebut dapat menjadi tonggak awal bagi PT Pos Indonesia untuk terus berinovasi seiring dengan pertumbuhan industri yang semakin dipenuhi dengan teknologi digital.

Pada saat yang sama, General Manager PT. Pos Indonesia Faizal Rochmad Djoemadi menjelaskan, stempel NFT yang diperkenalkan PT Pos Indonesia tidak hanya digunakan sebagai alat pembayaran penyerahan barang, tetapi juga untuk pengambilan.

Ia mengatakan fenomena token NFT menjadi populer sebagai barang koleksi di banyak negara, dan Indonesia kini menjadi negara ketiga di Asia Tenggara yang meluncurkan perangko berbasis NFT setelah Thailand dan Malaysia.

Ia mengatakan salah satu keunggulan prangko NFT ini adalah kemudahan penggunaannya oleh kolektor di seluruh dunia. Dengan platform digital berbasis blockchain, prangko dapat dengan mudah ditukar dan ditransfer secara digital, berbeda dengan prangko fisik yang memerlukan proses pengiriman lebih rumit.

Kalau fisiknya susah dapatnya. Harus minta dulu, kalau orang Eropa dan Amerika minta prangko Indonesia harus ada kwitansi dan sebagainya, ujarnya.

Faizal mengatakan token NFT ini akan berbentuk “dual form”, artinya akan tersedia dalam bentuk fisik dan digital.

Lebih lanjut Faizal mengatakan, para filatelis khususnya kolektor Indonesia mulai tertarik dengan token NFT. Saat ini, peminat prangko NFT masih didominasi oleh kolektor berusia lanjut.

“Pembeli batch pertama ini sebagian besar masih kolektor lama. Tapi banyak kolektor baru yang mulai tertarik. Anak-anak baru mulai bertanya apa itu stempel NFT? Jadi ingin tahu. Apa gunanya punya NFT. istimewa? “Kenapa jadi kolektor? Mengapa harganya naik? Baiklah kita cari tahu,” kata Faizal.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours