Presiden Baru Iran Ingin Bangun Ibu Kota Baru, Berikut 3 Alasannya

Estimated read time 3 min read

TEHERAN – Ibu kota Iran akan dipindahkan dari Teheran ke kota yang lebih dekat ke pantai selatan. Demikian yang dikatakan Presiden Masoud Pezeshkian.

Pezeshkian, yang mulai menjabat pada bulan Juli, mengatakan dalam pidatonya pada hari Sabtu bahwa tidak masuk akal untuk terus mengembangkan Teheran karena banyaknya kesulitan yang dihadapi kota tersebut.

Presiden Baru Iran Ingin Bangun Ibu Kota Baru, Ini 3 Alasannya 1. Teheran menilai kekurangan air dan polusi udara buruk Ibu kota saat ini menderita “kekurangan air, penurunan permukaan tanah, dan polusi udara,” katanya, seperti dikutip Javan Online portal berita.

“Teheran, sebagai ibu kota negara, mempunyai masalah yang tidak dapat kita selesaikan,” akunya, seraya menambahkan bahwa solusi terbaik adalah “memindahkan pusat politik dan ekonomi negara.”

Sekadar memberitahu warga untuk pindah dari Teheran tidak akan berhasil, dan pemerintah “harus bertindak sendiri terlebih dahulu sehingga masyarakat akan mengikuti kami,” kata Pezeshkian.

2. Ibu kota baru di dekat Teluk Persia sebagai jalur perdagangan utama Ada juga alasan ekonomi untuk mencari ibu kota baru yang lebih dekat ke Teluk Persia, yang dilalui jalur perdagangan utama, tegasnya.

“Pembangunan lebih lanjut di negara ini tidak mungkin terjadi jika tren yang ada saat ini terus berlanjut, jika kita membawa sumber daya dari selatan negara ini dan dari laut ke pusat, mengubahnya menjadi produk di sana dan mengirimnya kembali ke selatan untuk diekspor,” kata Menteri Luar Negeri AS. presiden. . katanya.

Kondisi seperti itu “melemahkan dan menurunkan daya saing kita secara signifikan, dan kita tidak punya pilihan selain memindahkan pusat ekonomi dan politik negara ke selatan dan lebih dekat ke laut,” tegasnya.

Gholamhossein Karbaschi, yang menjabat sebagai walikota Teheran pada tahun 1990an, membantah gagasan Pezeshkian, dengan alasan bahwa tidak ada pengganti yang cocok untuk Teheran.

“Kemana kamu ingin pergi?” katanya dalam wawancara dengan Ashar Iran. Mantan walikota tersebut memperingatkan bahwa beberapa negara yang sebelumnya memutuskan untuk memindahkan ibu kotanya akan mengalami kerugian dan berakhir dengan dua kota yang bermasalah, bukan hanya satu.

Teheran, ibu kota Iran sejak tahun 1786, terletak di utara negara itu, 100 km (63 mil) dari Laut Kaspia. Kota ini adalah rumah bagi 9,4 juta orang, dengan 16,8 juta lainnya berada di wilayah metropolitannya, menjadikan Teheran kota terbesar di Iran dan Asia Barat, dan wilayah metropolitan terbesar kedua di Timur Tengah setelah Kairo.

3. Terinspirasi Mahmoud Ahmadinejad Ini bukan pertama kalinya pihak berwenang Iran mengusulkan pemindahan ibu kota dari Teheran. Usulan serupa juga diajukan pada masa Presiden Mahmoud Ahmadinejad dari tahun 2005 hingga 2013. Pada periode ini, parlemen melakukan pemungutan suara untuk membentuk dewan khusus untuk mencari penggantinya. Namun, keputusan akhir mengenai pemindahan ibu kota tidak pernah dibuat.

Pezeshkian dilantik sebagai presiden Iran pada akhir Juli setelah mengalahkan saingannya Saeed Jalili dalam pemilihan putaran kedua awal bulan ini dengan selisih 53,7% berbanding 44,3%. Pemungutan suara dadakan tersebut diadakan setelah kematian Presiden Iran Ebrahim Raisi dalam kecelakaan helikopter pada bulan Mei.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours