Presiden: Belum ada rapat soal pembatasan BBM bersubsidi

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan pemerintah belum membahas kebijakan pengurangan pembelian bahan bakar bersubsidi (BBM).

“Tidak, tidak, tidak. Tidak ada komentar. Kami belum melakukan pertemuan,” kata Presiden, Selasa.

Wacana pengurangan pembelian BBM bersubsidi pertama kali diungkap Menteri Air dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.

Lugut mengatakan, pemerintah menargetkan peningkatan penggunaan subsidi BBM mulai 17 Agustus 2024 guna mengurangi jumlah subsidi yang diberikan kepada masyarakat tidak sah.

Hal itu diungkapkannya saat diwawancarai soal konsumsi BBM berdasarkan defisit APBN 2024.

Ia yakin dengan penguatan subsidi, pemerintah bisa menghemat APBN 2024.

Selain meningkatkan distribusi bahan bakar bersubsidi, Lugut juga mengumumkan bahwa pemerintah berencana mempromosikan bahan bakar alternatif melalui bioetanol.

Menteri Energi dan Mineral Arifin Tasrif menanggapi pernyataan Luhut mengatakan pada 17 Agustus 2024 tidak ada pembatasan pembelian BBM bersubsidi.

“Sampai 17 Agustus belum ada pembatasan, masih ada pembatasan pembelian BBM bersubsidi,” kata Arifin pekan lalu.

Arifin mengatakan, informasi dan kendaraan yang boleh menggunakan BBM bersubsidi masih perlu disempurnakan agar jika pembatasan diterapkan akan sesuai dengan tujuan.

“Kami jelaskan dulu, jelaskan dulu informasinya. Tidak ada yang berubah, (biaya) tidak ada yang bertambah. Kami ingin mencapai tujuan dengan baik, (maka) kami lanjutkan (informasinya),” tegas Arifin.

Menteri ESDM juga mengatakan, pemerintah terus berupaya melakukan perubahan terhadap Keputusan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Pendistribusian Produk BBM.

Menurut dia, penyelesaian Perpres tersebut masih dibahas di tiga kementerian, yakni Kementerian ESDM, Kementerian BUMN, dan Kementerian Keuangan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours