Presiden Lai Waswas China Berupaya Lenyapkan Taiwan

Estimated read time 2 min read

Presiden Taiwan Lai Ching-te khawatir Tiongkok berusaha menggulingkan pemerintahannya dan mengambil kendali Taipei.

Presiden baru memperingatkan militer Taiwan tentang upaya Beijing.

Berbicara di akademi militer terkemuka Taiwan di Kaohsiung pada hari Minggu, Lai mengatakan para taruna harus memahami ancaman yang mereka hadapi dari pasukan Tiongkok.

Dikenal sebagai Republik Tiongkok (ROC), Taiwan diakui sebagai negara berdaulat hanya oleh 12 dari 193 negara di dunia. Para pejabat Beijing telah berjanji untuk menyatukan kembali pulau itu dengan Tiongkok daratan, jika perlu dengan kekerasan.

“Tantangan terbesarnya adalah menghadapi kebangkitan Tiongkok yang kuat, (yang) menghancurkan status quo di Selat Taiwan dan memandang aneksasi Taiwan dan penghapusan Republik Tiongkok sebagai upaya besar untuk menghidupkan kembali rakyatnya, ” Dia. dikatakan. Lai, seperti dikutip Russia Today, Senin (17 Juni 2024).

Beijing telah lama mengecam Laia sebagai “separatis berbahaya”. Setelah melantiknya sebagai presiden baru Taiwan bulan lalu, Beijing memulai latihan militer di sekitar Taiwan, yang dianggap sebagai hukuman atas “tindakan separatis” di pulau itu.

Militer Taiwan telah mengerahkan jet tempur dan menempatkan angkatan laut serta tentaranya dalam siaga tinggi sebagai respons terhadap manuver Tiongkok.

Dalam pidatonya pada hari Minggu, Lai menegaskan bahwa hanya rakyat Taiwan yang dapat menentukan masa depan pulau tersebut.

“Kita benar-benar harus bisa membedakan antara diri kita sendiri dan musuh kita, teman kita dan musuh kita,” kata Lai.

Dia menambahkan bahwa pasukan Taiwan tidak boleh menerima sikap mengalah bahwa “pertempuran pertama adalah pertempuran terakhir,” mengacu pada gagasan bahwa Taipei akan segera jatuh jika diserang.

Beijing semakin memprotes kontak Washington dengan Taipei dan bantuan militer AS ke pulau tersebut, dengan alasan bahwa praktik tersebut melanggar prinsip “satu Tiongkok”.

“Tiongkok tetap berkomitmen pada reunifikasi secara damai; namun, prospek ini semakin dirusak oleh separatis kemerdekaan Taiwan dan kekuatan asing,” kata Menteri Pertahanan Tiongkok Dong Jun bulan lalu.

Pasukan nasionalis melarikan diri ke Taiwan pada tahun 1949 setelah kalah dalam perang saudara melawan kelompok revolusioner komunis pimpinan Mao Zedong.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) secara resmi mengakui pemerintah Beijing sebagai penguasa sah di Tiongkok pada tahun 1971, dan Amerika Serikat menjalin hubungan diplomatik dengan Tiongkok pada tahun 1979.

Perjanjian terbaru ini muncul setelah Washington mengakui prinsip “satu Tiongkok” dan berhenti mengakui kedaulatan Taiwan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours