Presiden Turki desak aksi global lawan “kekejaman” Israel

Estimated read time 3 min read

ISTANBUL (ANTARA) – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin menyerukan tindakan internasional untuk mengakhiri “kebrutalan” dan penindasan sistematis Israel terhadap Palestina.

Berbicara kepada anggota Partai Keadilan dan Pembangunan (AK) melalui konferensi video pada kesempatan Idul Adha, Erdogan mengatakan bahwa rakyat Palestina, yang telah mengalami pendudukan sistematis dan genosida selama 76 tahun, sekali lagi merayakan Idul Adha dengan kesedihan, berharap kedamaian. .

“Kepedihan 38 ribu saudara-saudari kita yang menjadi martir akibat genosida yang dilakukan pemerintah Israel mematahkan hati kita sebagai bangsa dan umat.”

“Kita hidup di zaman yang tidak hanya menguji identitas Muslim kita tapi juga kemanusiaan kita. Menunjukkan reaksi kita terhadap pembantaian di Gaza bukan hanya tugas persaudaraan tapi juga tugas kemanusiaan kita.”

“Dunia harus bertindak untuk menghadapi kekejaman Israel dan segera menghentikan pembantaian yang kita saksikan setiap hari,” katanya.

Presiden Turki juga mengkritik pemerintahan Perdana Menteri Israel Netanyahu, mengutuknya karena menciptakan kekacauan di wilayah tersebut, termasuk warganya sendiri, untuk memperpanjang kehidupan politiknya.

“Kami dengan jelas menyatakan posisi ini kepada rekan-rekan kami minggu lalu selama kunjungan kami ke Spanyol dan KTT Pemimpin G7 di Italia.”

“Turki telah mengerahkan semua sumber daya yang kami miliki untuk membangun perdamaian permanen di wilayah kami dan meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab atas pembantaian tersebut,” katanya.

Dia mengingatkan bahwa Ankara telah bergabung dengan negara-negara lain dalam kasus genosida terhadap Israel di Mahkamah Internasional, serta mencegah transaksi perdagangan dengan Israel, untuk memaksa Israel menyetujui gencatan senjata permanen.

Erdogan menyoroti upaya Turki menyatukan dunia Islam dan meningkatkan jumlah negara yang mengakui negara Palestina.

“Kami tidak akan tinggal diam atas tragedi yang terjadi di belahan dunia Islam lainnya, termasuk Gaza. Upaya kami terus dilakukan untuk mengakhiri konflik persaudaraan di Sudan yang telah berlangsung selama lebih dari setahun.”

“Dari Libya hingga Somalia, dari Afghanistan hingga Yaman, di mana pun ada masalah, ketidakstabilan atau tragedi, kami bergegas membantu kaum tertindas tanpa diskriminasi.”

Karena mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel menghadapi kecaman internasional atas serangan brutalnya di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Lebih dari 37.300 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas di Gaza, dan lebih dari 85.000 orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Lebih dari delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza telah hancur akibat blokade yang melumpuhkan akses terhadap makanan, air bersih dan obat-obatan.

Israel telah didakwa melakukan genosida oleh Mahkamah Internasional, yang dalam keputusan akhir memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasi di Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina melarikan diri dari perang sebelum diserang pada tanggal 6 Mei.

Sumber: Anatolia

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours