Produk Tembakau Alternatif Punya Potensi Dukung Pertumbuhan Pariwisata Bali

Estimated read time 2 min read

Denpasar – Kehadiran produk tembakau alternatif antara lain rokok elektrik, produk tembakau panas, dan kantong nikotin dinilai berpotensi mendukung pengembangan dan keberlanjutan pariwisata di Bali.

Kepala Bidang Kelembagaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Anak Agung Isti Vera Lakshmi Devi mengatakan, pihaknya sangat fokus pada pariwisata berkelanjutan.

Produk tembakau alternatif dengan potensi risiko kesehatan yang lebih kecil dapat menjadi solusi untuk mengurangi polusi udara yang salah satunya disebabkan oleh asap tembakau.

“Produk alternatif ini cukup bermanfaat bagi pariwisata karena potensi risikonya rendah. Pergub 28 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Pariwisata mengutamakan pariwisata yang ramah lingkungan, nyaman, dan berorientasi pada kesehatan,” kata Vera risiko asap tembakau terhadap lingkungan,” katanya di Denpasar, Senin, mengutip pengurangan dampak buruk tembakau sebagai strategi pelengkap untuk mengatasi masalah merokok di Bali dan mendukung pariwisata.

Vera menjelaskan, Bali mengutamakan wisata budaya yang dipengaruhi banyak aspek, termasuk lingkungan. Hampir semua destinasi wisata di Bali erat kaitannya dengan lingkungan. Sehingga lingkungan yang aman, nyaman dan sehat sangat penting untuk menarik wisatawan.

“Dengan menggunakan produk alternatif ini akan membuat wisatawan khususnya wisatawan mancanegara khawatir dengan asap rokok, kami memiliki kamar bebas rokok,” ujarnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, perekonomian Bali tumbuh sebesar 5,98% pada triwulan I tahun 2024, dengan kontributor utama adalah sektor akomodasi dan pariwisata yang memberikan kontribusi sebesar 20,64% terhadap total pendapatan kotor daerah. produk dalam negeri ditemukan (PDRB).

Direktur Eksekutif Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Bali Ida Bagas Purwa Sideman mengatakan, untuk mendukung industri pariwisata berkelanjutan, pihaknya memperhatikan lingkungan dengan menyediakan fasilitas yang nyaman bagi para tamu, seperti ruangan khusus. . Untuk perokok.

“Tidak ada hotel yang melarang merokok. Mereka memberi tempat untuk merokok. Lanjutnya, “Keberadaan ruangan khusus merokok untuk menjaga kenyamanan para tamu dan memberikan kepuasan pelayanan.”

Pada kesempatan yang sama, Presiden Bali Vaporizer Association (AVB) I Gede Agus Maharatika menambahkan, pihaknya berharap industri pariwisata dapat menciptakan tempat yang berbeda bagi perokok dan pengguna rokok elektrik Sebab, profil risiko rokok dan rokok elektrik sangat berbeda.

“Ada area merokok dan bebas rokok di dalam hotel. Ke depan, kami berharap bisa memasukkan regulasi bagi pengguna rokok elektrik agar tidak ada diskriminasi. Anda membutuhkan nikotin, tapi tidak yang lain. “Yang kami cari adalah solusi terbaik agar nikotin masuk ke dalam tubuh tanpa merugikan orang lain,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours