Produsen Mobil China Pastikan Indonesia Jadi Hub Produksi EV Stir Kanan untuk 54 Negara

Estimated read time 3 min read

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Investasi merupakan sarana penting bagi masuk dan keluarnya modal dari dan luar negeri yang ditanam pada sektor-sektor yang berpotensi menghasilkan keuntungan perekonomian. Kunjungan kerja Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasma ke China atau Tiongkok semakin membuka peluang bagi para pelaku industri otomotif Negeri Tirai Bambu untuk meningkatkan ekspor kendaraan bermotor listrik buatan Indonesia. 

Tercatat, keempat perusahaan yang bertemu dengan Menteri Perindustrian dalam kunjungan tersebut menyambut baik harapan pemerintah Indonesia untuk meningkatkan ekspor, baik melalui peningkatan volume maupun negara tujuan ekspor, dari pabriknya di Indonesia.

“Pemerintah Indonesia telah menetapkan target produksi 600.000 kendaraan listrik (EV) pada tahun 2030. “Perusahaan juga sepakat menjadikan Indonesia sebagai basis produksi kendaraan listrik setir kanan untuk diekspor ke 54 negara pengguna mobil setir kanan,” kata Menteri Perindustrian seusai pertemuan dengan pelaku industri otomotif China di Beijing. Rabu. 12/6).

Menperin juga mendorong para pelaku industri otomotif Tiongkok untuk merekrut produsen komponen lokal dari hulu hingga hilir untuk menyadari bahwa seluruh rantai produksi ada di Indonesia. Untuk itu, Menperin mendukung perusahaan mobil asal China untuk memanfaatkan insentif investasi yang diberikan pemerintah Indonesia. 

Pada Mei 2024, PT Neta Auto Manufacturing Indonesia memproduksi Neta V-II dengan TKDN sebesar 40 persen dan berencana meningkatkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) menjadi 60 persen pada tahun 2025 dengan target penjualan 10.000 unit per tahun.

Dalam pertemuan dengan SAIC GM Wuling Automobile Company, Menteri Perindustrian mengapresiasi pencapaian perusahaan dalam mengekspor produk EV-nya ke 11 negara dan menjadikan Indonesia sebagai fasilitas manufaktur otomotif terbesar di luar China. 

“Pemerintah Indonesia berharap Wuling dapat menjajaki peningkatan pasar ekspor khususnya produk EV, untuk semakin mempertegas tujuan Indonesia sebagai basis produk EV di ASEAN dan dunia,” kata Menperin.

Apalagi, dalam pertemuan dengan Cherri Automobile, Cherri berencana menjajaki produksi mobil PHEV (plug-in hybrid electric vehicle) di Indonesia. Melihat pasar di dalam negeri, jumlah mobil PHEV lebih banyak diminati, karena persoalan ketersediaannya bisa teratasi. Pembakaran bahan bakar pada mobil PHEV juga jauh lebih irit dibandingkan mobil HEV (hybrid electric vehicle). Cherri juga menyatakan komitmennya untuk memproduksi kendaraan listrik sebanyak 100.000 unit pada tahun 2030.

Pemerintah Indonesia juga mengucapkan terima kasih kepada SOKONINDO yang telah memperkenalkan produk kendaraan listrik di Indonesia dan berharap dapat memperluas lini produksi kendaraan listrik dengan memboyong model EV milik prinsipal ke Indonesia. “Kami juga mendorong seluruh perusahaan asal Tiongkok untuk berpartisipasi dalam pengembangan kendaraan listrik dan mendukung ekosistem EV di Indonesia.” “Negara ini merupakan pasar potensial bagi keempat perusahaan tersebut, dan kemungkinan Indonesia menjadi pusat produksi dan ekspor kendaraan listrik terbuka lebar,” imbuhnya.

Empat produsen kendaraan listrik asal China sudah dan akan berproduksi di Indonesia. Saat ini Sokon memiliki kapasitas produksi sebanyak 50 ribu unit. Kapasitas produksi SGMV mencapai 120 ribu unit. Sementara Cherri berencana memproduksi kapasitas 8.000 unit melalui fasilitas manufakturnya, begitu pula Neta yang berencana memproduksi 9.300 unit.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours